Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Bertambah, 1 Pasien Positif Virus Corona di RSUD Dr Moewardi Solo Meninggal Dunia

Pasien kedua positif virus corona atau Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta meninggal dunia, Selasa (24/3/2020).

Editor: Sansul Sardi
AFP/STR/CHINA OUT
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus corona 

TRIBUNTERNATE.COM - Pasien positif virus corona di Solo meninggal dunia, Selasa (24/3/2020)

Pasien ini merupakan pasien kedua postif Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta.

Pasien berusia sekitar 60 tahun itu merupakan suami dari warga Mojosongo yang saat ini tengah diisolasi di rumah sakit tersebut karena berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Betul, informasi dari rumah sakit meninggal pukul 17.00 WIB," kata Lurah Mojosongo Winarto saat dikonfirmasi Kompas.com.

Pasien kedua positif corona yang meninggal ini memiliki riwayat sama dengan pasien pertama positif virus corona yang meninggal dunia setelah dirawat isolasi RSUD Dr Moewardi.

"Almarhum ini kependudukanya di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan situs resmi corona Pemprov Jateng, Selasa (24/3/2020) malam pasien positif Covid-19 di RSUD Dr Moewardi Surakarta bertambah tiga orang.

Mendagri Tito Karnavian Sarankan Pilkades Serentak Ditunda Demi Cegah Penularan Covid-19

Positif Covid-19, Wakil Ketua dan Anggota Ombudsman Kini Dirawat di Wisma Atlet

Sementara pasien yang masih dirawat di RSUD Dr Moewardi Surakarta ada sejumlah tiga orang.

Sebelumnya, seorang pasien berusia 43 tahun yang positif virus corona, asal Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di RSUD Moewardi Solo, Rabu (18/3/2020) malam.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo membenarkan meninggalnya warganya setelah beberapa hari dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo.

“Tadi dinyatakan meninggal sekitar pukul 18.00 WIB. Almarhumah mulai dirawat di RSUD Moewardi Solo sejak Jumat (13/3/2020) lalu,” ujar Joko Sutopo saat dihubungi Kompas.com.

Sebelum dirawat, kata Joko, korban memiliki riwayat berkontak dengan korban pertama yang meninggal di Solo saat mengikuti seminar di Kota Bogor, Jawa Barat.

Saat ini pihak rumah sakit sementara melakukan sterilisasi untuk segera dimakamkan tanpa ada prosesi pemakaman seperti biasanya.

“Kondisi sangat khusus jadi tidak ada prosesi upacara pemakaman,” pungkas Jekek. (Kompas.com/Labib Zamani)

RSUD Moewardi Solo Sanggup Produksi 250 APD dalam Sehari

Sejumlah tenaga medis di rumah sakit rujukan virus corona di Jawa tengah megalami krisis persediaan Alat Pelindung Diri ( APD).

Dalam penanganannya, tenaga medis tersebut secara khusus membutuhkan perlengkapan proteksi diri terutama pakaian hazardous materials (hazmat) atau dikenal juga dengan pakaian dekontaminasi.

Meski harus menghadapi persoalan ini, tidak membuat sejumlah rumah sakit di Jateng berpangku tangan menunggu bantuan dari pemerintah pusat.

RSUD Moewardi Surakarta yang memiliki kreasi sendiri dengan cara memproduksi APD yang cukup inovatif untuk keperluan pribadi rumah sakit.

Bahannya pun menggunakan bahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spundbound.

RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 pack APD yang dapat digunakan untuk para tenaga medisnya.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Moewardi Bambang S.W mengatakan, ide pembuatan APD tersebut berawal dari kelangkaan APD.

Dr Tirta Akui Kecewa & Sedih Ada Warga Remehkan Covid-19:Jadilah Penerang di Sekitar Keluarga Kalian

Awas, Anak yang Kena Razia, Wali Kota Solo: Akan Dikarantina Sehari di Kantor Satpol PP

Pihaknya pun berinisiatif mencari bahan yang digunakan pabrikan untuk membuat APD tersebut.

"Ternyata bahannya ada. Kemudian kami beli dan kami jahit sendiri. Hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar," katanya di kantor Dinkes Jateng, Senin (23/3/2020).

Hasil pembuatan APD itu kemudian digunakan untuk keperluan pribadi rumah sakit dan rumah sakit lain yang membutuhkan.

"Kalau rumah sakit lain membutuhkan, kami juga siap membantu. Kalau ada yang mau belajar membuatnya, kami juga siap mengajari," ujarnya.

Meski dibuat sendiri, standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan.

Sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih dan melakukan cuci tangan.

"Semua standarnya kami lakukan, untuk hasil yang baik," ucapnya.

Menurutnya, untuk membuat satu APD hanya membutuhkan uang kurang dari Rp 50.000.

Jumlah tersebut jauh lebih murah dari membeli APD di pabrikan yang harganya sudah mencapai Rp 150.000 per APD.

"Selain mahal, juga sulit mencarinya. Maka dengan kami berhasil membuat APD sendiri, ini akan mampu mengatasi persoalan yang ada," tutur dia.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, beberapa daerah di Jateng mengalami kesulitan APD bahkan ada yang sampai mengenakan mantel.

Namun, RSUD Moewardi telah berhasil membuat inovasi dan kreatifitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual di pabrikan dan harga produksi jauh lebih murah.

"APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel. APD ini menjadi sangat ramai dicari sampai ada yang marah-marah. Maka saya sampaikan APD ini buatan pabrikan tentu saja bagus bahan kita cari sama persis dan jahit sendiri," kata Ganjar.

Dengan terpecahkannya masalah kekurangan APD ini, maka pihaknya tengah berusaha mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan hand sanitizer, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga dapat dipenuhi.

"Silahkan rumah sakit di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes Jateng apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi," tegasnya.

Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha untuk berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran virus corona ini.

Tidak selayaknya, pemerintah daerah hanya mengandalkan pemerintah pusat dan hanya berpangku tangan.

"Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri.

Yakinlah, dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan," pungkasnya. (Kompas.com/Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Satu Pasien Positif Covid-19 di RSUD Dr Moewardi Solo Meninggal Dunia" dan "RSUD Moewardi Solo Sanggup Produksi 250 APD dalam Sehari"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved