Virus Corona
Keluh Kesah Driver Ojol Dilarang Antar Penumpang Selama PSBB Covid-19: Kami Mau Makan Apa?
Pengemudi ojek online (ojol) tidak terima adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Covid-19 yang berdampak pada pekerjaan mereka.
TRIBUNTERNATE.COM - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dampak Covid-19 rupanya menimbulkan banyak kekhawatiran, terutama bagi pengemudi ojek online (ojol).
Pasalnya, pengemudi ojol tidak terima adanya PSBB Covid-19 yang akan berdampak pada pekerjaan mereka nantinya.
Sebab, semenjak wabah Virus Corona, kehidupan mereka juga sudah merana.
Satu di antara ojol yang menolak keras pelarangan mengantar penumpang selama PSBB diterapkan adalah Agam Ismail Saleh (28).
Menurut Agam, selama wabah Virus Corona melanda Ibu Kota Jakarta, penghasilannya sudah turun drastis 80 persen.
Biasanya, dalam sehari Agam bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 450 ribu selama 14 jam beroperasi.
Namun kini 18 jam beroperasi, uang Rp100 ribu pun sulit dikantongi.
• DKI Terapkan PSBB: Sekolah dan Tempat Kerja Diliburkan, Ini Toko dan Pelayanan yang Tetap Buka
• Menkes Terawan Akhirnya Setujui PSBB di Ibu Kota, Ini 6 Hal yang Bisa Dibatasi Pemprov DKI Jakarta
"Kalau ditambah pelarangan agar kami tidak angkut penumpang, kami mau makan apa?" ujar Agam saat dihubungi, Selasa (7/4/2020).
Agam meminta pemerintah jangan sewenang-wenang dalam menerapkan kebijakan.
Terlebih, dalam kebijakan itu pemerintah juga tidak menjamin adanya kompensasi untuk ojol yang sementara dirumahkan.
Ia berharap pemerintah memikirkan nasib ojol yang hanya menggantungkan penghasilan dari membawa penumpang.
Sebab, banyak ojol yang tidak mendaftarkan diri untuk mengantarkan makanan atau barang.
"Saya penginnya ada kompensasi minimal Rp 100 ribu per hari dari pemerintah."
"Kalau memang ada kompensasi itu kami bisa terima, kalau enggak ada kami enggak terima," jelas pria yang sudah tiga tahun menarik ojol itu.
Kementerian Kesehatan mulai menyetujui PSBB yang diajukan Pemprov DKI Jakarta.