Dibentuk Era Susi Pudjiastuti, Satgas 115 yang Sempat Mati Suri Kini Hidup Lagi di Masa Edhy Prabowo
Satgas 115 diputuskan berlanjut sesuai hasil hasil rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) setingkat menteri yang dipimpin Menko Polhukam 23 Januari 2020
Satgas berhasil membongkar kasus perbudakan manusia dengan korban 1.020 orang di Benjina (Maluku).
Begitu pun memeriksa analisis dan evaluasi kepatuhan 1.132 kapal eks asing.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada 7 September 2017, sebelum ada Satgas 115 laut Indonesia dikuasai nelayan asing.
Sekitar 10.000 kapal asing berukuran raksasa mengeruk kekayaan RI.
Di kawasan Laut Aru, Laut Arafura, dan Laut Timur misalnya, terjadi eksploitasi berlebihan terhadap ikan tuna, cakalang, tongkol, kembung, cumi-cumi, udang, lobster, kepiting, dan rajungan.
Kondisi serupa juga terjadi di laut Jawa, sehingga ikan tuna, lobster, dan cumi-cumi makin langka ditemui di perairan tersebut.
Hingga akhirnya, Susi Pudjiastuti membentuk Satgas 115 bersama sejumlah kebijakan lain.
Pembentukan disetujui oleh Presiden RI.
Terbukti, ekspor ikan di negara lain merosot dan ekspor ikan RI melambung.
Banyak nelayan yang mengaku tak lagi sulit mencari ikan hingga ke tengah laut.
Pada kuartal II 2019, KKP mencatatkan kenaikan PDB perikanan mencapai Rp 62,24 triliun dibanding kuartal II 2018 sebesar Rp 58,58 triliun.
Capaian ini tentu tak lepas dari kinerja Satgas 115.
Pencapaian itu memberikan kontribusi PDB perikanan Triwulan atas dasar harga berlaku tahun 2014-2018 terhadap PDB nasional dengan rata-rata sebesar 2,60 persen.
Persentase ini meningkat dari rata-rata tahun 2014 sebesar 2,32 persen.
Berkat kebijakan memberantas ilegal fishing bersama Satgas 115, produksi ikan tuna, tongkol, dan cakalang juga mengalami peningkatan.
• Soal Video Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dibuang ke Laut, Susi Pudjiastuti: Tenggelamkan!
• Tegaskan Dirinya Tak Mungkin Maju Jadi Capres, Susi Pudjiastuti: Kalau Tanya Lagi Saya Tenggelamkan