Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Kata Pejabat Desa soal Petugas Ber-APD Diusir & Nyaris Diamuk Warga:Keluarga Keberatan Kurang Nyaman

Pihak keluarga pasien dan warga sekitar menolak proses penjemputan yang dilakukan petugas yang terlihat mengenakan alat pelindung diri (APD).

Editor: Sansul Sardi
Tangkapan layar via Kompas.com
Viral di media sosial video memperlihatkan sejumlah warga mengamuk dan mencoba menghadang petugas medis. 

TRIBUNTERNATE.COM - Petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menjalankan tugasnya selalu dipenuhi berbagai cerita unik.

Seperti yang terjadi di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.

Sebab dalam proses evakuasi pasien dalam pengawasan ( PDP) di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah ini, sempat diwarnai kericuhan.

Di mana pihak keluarga pasien dan warga sekitar menolak proses penjemputan yang dilakukan petugas yang terlihat mengenakan alat pelindung diri (APD).

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (29/5/2020) sore.

Rekaman video yang memperlihatkan kericuhan proses evakuasi tersebut bahkan viral di media sosial setelah diunggah warganet.

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia Minggu (31/5/2020): Jatim Catat 244 Kasus Baru, Total 4.857

Berduka Tantenya Meninggal Akibat Covid-19, Maia Estianty: Masih Bandel atau Anggap Remeh?

Dalam rekaman video tersebut, warga terlihat mengepung mobil ambulan dan mengusir petugas.

“Woe woe, bale bale (balik), di sini seng ada corona,” teriak warga dalam video tersebut.

Perangkat Desa Tamilouw, Rustandi Wailissa saat dikonfirmasi Kompas.com membenarkan kejadian itu.

Dari informasi yang didapat, kasus bermula saat keluarga pasien dan warga merasa tidak nyaman dengan proses penjemputan yang dilakukan petugas karena menggunakan APD.

“Pihak keluarga ini keberatan dan menolak tim gugus tugas karena mereka datang dengan mengenakan APD lengkap.

Jadi kelihatannya kurang nyaman begitu menurut pandangan warga,” katanya.

Menurutnya, hal itu terjadi karena warga kurang mendapatkan edukasi yang baik terkait penanganan pasien corona.

Namun demikian, setelah diberikan penjelasan akhirnya warga serta pihak keluarga menyadari dan mempersilakan pasien yang diketahui berinisial AT untuk dievakuasi petugas ke rumah sakit.

Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Tengah Jenny Adijaya mengatakan, proses evakuasi terhadap pasien tersebut terpaksa dilakukan karena hasil rapid test menunjukan reaktif Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved