Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pelaksanaan Ibadah Umrah di Tengah Pandemi Covid-19 Diperpendek, Hanya 3 Jam, Usia Jemaah Dibatasi

Pemerintah Arab Saudi membuka penyelenggaran ibadah umrah secara bertahap mengingat masih merebaknya wabah virus corona atau Covid-19.

Sky news
Pelaksanaan Haji 2020, para jamaah wajib untuk menaati protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona (Covid-19). 

Protokol umrah yang dilansir pemerintah Arab Saudi menegaskan, tawaf akan dilaksanakan di luar pagar pembatas (barrier) yang saat ini mengelilingi Ka’bah.

Dengan demikian, jemaah umrah tidak memiliki akses mendekati Ka’bah dan Hajar Aswad.

Barrier di sekiling Ka’bah didirikan sekitar bulan Maret 2020 saat ibadah umrah disetop bagi warga asing maupun lokal.

Mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW.

Setiap orang tawaf biasanya berebutan mencium batu hitam itu. Namun, sejak pandemi virus corona Covid-19, hal itu tidak bisa dilakukan.

Ilustrasi jemaah umrah asal Indonesia (Instagram.com/mizzasriciblo)
Ilustrasi jemaah umrah asal Indonesia (Instagram.com/mizzasriciblo) (https://www.instagram.com/mizzasriciblo/)

Peluang Indonesia

Presiden Jokowi diminta terus melobi ke Raja Salman terkait izin pemberangkatan jemaah umrah asal Indonesia di masa Pandemi.

Ketua Umum HUW (Pengawas Haji dan Umrah) Mahfud Djaelani berpandangan bahwa peluang jemaah Indonesia masuk daftar yang diperbolehkan umrah kecil.

Sebab, banyak negara yang melarang warga negara Indonesia memasuki wilayah mereka karena penularan Covid-19 tak terkendali.

"Saya lihat kecil ya kita masuk daftar yang diperbolehkan, apalagi 59 negara masih melarang warga kita masuk karena Covid-19. Lobi harus terus dilakukan Presiden Jokowi ke Raja Salman," ujar dia.

Menurutnya, semakin lama jemaah berangkat maka ada kekhawatiran uang yang telah disetor ke Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) terpakai.

Bahkan, dirinya sempat dimintai keterangan dari pihak kepolisian untuk mencegah uang jemaah digunakan oleh oknum tertentu.

"Seperti sekarang ini banyak perusahaan travel enam bulan tidak ada pemasukan. Dikhawatirkan itu (uang jemaah) terpakai untuk operasional," terangnya.

Ia pun mengimbau kepada PPIU agar tidak memberikan janji-janji keberangkatan umrah pada calon jemaah.

"Kalau bisa dan ada uangnya, kembalikan saja. Memang kondisi dan keadaannya seperti ini mau bagaimana lagi. Intinya PPIU jangan berani-berani memutar uang jemaah untuk yang bukan keperluan keberangkatan umrah. Nanti ditakutkan seperti bom waktu kasus First Travel," papar dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved