Virus Corona
Bio Farma: Harga Vaksin Maksimum Rp 200 Ribu Untuk Satu Dosis
vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Sinovac Biotech China akan dijual dengan kisaran harga Rp 200 ribu per dosis.
Vaksin Covid-19 hasil kerja sama Bio Farma dengan Sinovac sendiri saat ini masih dalam uji klinis tahap III.
Uji klinis vaksin ini rencananya akan selesai pada Januari 2021.
• Begini Klarifikasi Tara Basro soal Unggahannya tentang Antivaksin Covid-19
• AS Akan Setujui Vaksin Virus Corona Sebelum Uji Klinis Selesai
Jika dinyatakan berhasil, pemerintah akan meminta izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) sehingga program vaksinasi nasional bisa segera dimulai pada Februari 2021.
BPOM sendiri telah meminta hasil uji vaksin Sinovac dari negara-negara lain dapat dibuka agar bisa mengukur tingkat keampuhan vaksin tersebut.
"Sehingga vaksin yang digunakan tidak semata-mata kita beli, tapi dapat terjamin tingkat efektivitasnya," ujar Honesti.
Selain dengan Sinovac, kerja sama pengadaan vaksin juga dilakukan dengan sejumlah produsen vaksin dunia. Kerja sama ini seiring dengan tingginya kebutuhan terhadap vaksin corona.
Dengan asumsi satu orang dapat dua dosis, artinya Indonesia butuh 340 juta dosis vaksin.
Karena itu kerja sama harus dilakukan dengan beberapa produsen vaksin.
Sebab, tidak mungkin satu produsen bisa memasok kebutuhan Indonesia yang besar.
"Karena mereka juga suplai ke negara lain yang membutuhkan," kata Honesti.
Maka, pemerintah kemudian mencari akses seluas-luasnya kepada pemasok.
Selain dengan Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, G42, yang juga tengah melakukan uji klinis tahap ketiga dengan Sinopharm, China.
Indonesia dan UEA memiliki komitmen sementara pengadaan vaksin sekitar 10 juta dosis pada Desember 2020.
Ada pula kerja sama dengan CanSInoBIO, AstraZeneca dan Novavax serta lembaga internasional CEPI dan GAVI untuk produksi di dalam negeri.
Terkait kehalalan vaksin, Honesti mengaku telah melakukan audiensi dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hasilnya, ia sebut menggembirakan.