Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Adik Kim Jong Un Marah Ketika Klaim Korea Utara Nol Kasus Covid-19 Dipertanyakan Korea Selatan

Kim Yo Jong yang sangat berpengaruh setelah kakaknya, mengecam Menteri Luar Negeri Korea Selatan karena mempertanyakan klaim Korea Utara bebas virus c

Editor: Sansul Sardi
AFP/POOL/JORGE SILVA
Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019. 

TRIBUNTERNATE.COM - Kasus nol virus corona di Korea Utara terus mendapat sorotan dunia luar.

Bahkan adik Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong mengecam Seoul karena terus mempertanyakan klaim nol virus corona, lapor Associated Press (AP), Rabu (9/12/2020).

Kim Yo Jong yang sangat berpengaruh setelah kakaknya, mengecam Menteri Luar Negeri Korea Selatan karena mempertanyakan klaim Korea Utara bebas virus corona. 

Wanita itu memperingatkan pada Rabu tentang konsekuensi potensial atas komentar Korsel.

Pada akhir pekan kemarin Menlu Korsel Kang Kyung-wha mengatakan bahwa dia sulit mempercayai Korut yang mengeklaim tidak ada wabah virus di negaranya.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Rakyatnya Tangkap Ikan Gegara Khawatir Air Laut Terinfeksi Virus Corona

Baca juga: Korea Utara Rilis Larangan Merokok di Ruang Publik, Padahal Kim Jong Un Perokok Berat

Dia juga menambahkan bahwa Korut tidak memberi respons atas tawaran Korsel untuk bekerja sama mengatasi pandemi.

Pernyataan itu dibalas Kim Yo Jong melalui siaran media pemerintah Korut.

“Bisa dilihat dari ungkapan sembrono yang dilontarkannya [Menlu Korsel] tanpa mempertimbangkan konsekuensi bahwa dia terlalu bersemangat untuk mendinginkan hubungan beku antara Korea Utara dan Selatan."

“Niat dia [Menlu Korsel] sebenarnya sangat jelas. Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu,” tandas Kim Yo Jong.

Sikap Kim Yo Jong menunjukkan betapa sensitifnya Korea Utara terhadap apa yang dianggap sebagai upaya eksternal yang menodai citranya sebagai penjaga yang melindungi dari pandemi dan dampak ekonomi.

Meski mengeklaim nol kasus virs corona, media pemerintah Korut berulang kali mengampanyekan anti-epidemi dengan mengabarkan penerapan "darurat maksimum" seperti penutupan perbatasan internasional, memulangkan diplomat dan mengisolasi penduduk dengan gejala yang dicurigai mirip corona.

Baca juga: Korea Utara Miliki Universitas Baru, Diberi Nama Kim Jong Un University of National Defense

Baca juga: Penuh Emosional, Kim Jong Un Menangis saat Ceritakan Kesulitan Korea Utara

Penutupan perbatasan Korea Utara dengan China, mitra dagang terbesarnya telah menghancurkan perekonomian negara yang sudah rapuh itu.

Korea Utara telah mengakui bahwa mereka menghadapi "berbagai krisis" karena pandemi, serentetan bencana alam musim panas lalu, dan sanksi pimpinan AS yang terus-menerus dijatuhkan atas program nuklirnya.

Para pakar mengatakan wabah penyakit besar seperti corona di Korea Utara dapat menyebabkan bencana kemanusiaan karena sistem perawatan kesehatan di negara itu rapuh.

Sementara itu pada pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan tentang Korea Utara dan masalah lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved