KDRT Meningkat, Kasus Bunuh Diri di Jepang Bertambah 16% pada Gelombang Kedua Covid-19
Kasus bunuh diri di Jepang mengalami peningkatan sebesar 16% pada gelombang kedua Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus bunuh diri di Jepang mengalami peningkatan pada gelombang kedua Covid-19.
Dikutip dari The Guardian, kasus ini mengalami peningkatan sebanyak 16 persen pada bulan Juli-Oktober 2020.
Penambahan kasus ini, utamanya terjadi pada golongan wanita dan anak-anak.
Meskipun pada awalnya, angkanya sempat turun pada gelombang pertama ketika pemerintah memberikan subsidi ekonomi.
Angka kasus bunuh diri pada Juli-Oktober naik 16 persen dari periode sebelumnya.
Sebelumnya, pada bulan Februari-Juni, angka kasus bunuh diri turun sebesar 14 persen.
Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil penelitian para peneliti di Universitas Hong Kong dan Institut Gerontologi Metropolitan Tokyo.
Menurut hasil penelitian, pada saat mengalami penurunan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
Faktor-faktor tersebut yakni subsidi pemerintah, berkurangnya jam kerja, dan penutupan sekolah.
Baca juga: UPDATE Sebaran Covid-19 Indonesia Minggu (17/1): 3.395 Kasus Baru di DKI, Sulbar Tak Ada Penambahan
Baca juga: Diduga Depresi Gadis di Toraja Ini Nekat Gantung Diri Sepekan Setelah Pacarnya Bunuh Diri
Namun penurunan itu berbalik pada laporan bulan Juli-Oktober.
Tingkat bunuh diri melonjak golongan wanita naik sejumlah 37 persen.
Angka ini bertambah sekitar lima kali lipat dibandingkan pria.
Hal ini disebabkan oleh pandemi berkepanjangan mempengaruhi industri yang didominasi oleh wanita.
Selain itu, juga disebabkan oleh meningkatkan beban pada ibu yang bekerja.
Sementara itu, kekerasan dalam rumah tangga juga mengalami peningkatan.
"Tidak seperti keadaan ekonomi normal, pandemi ini secara tidak proporsional memengaruhi kesehatan psikologis anak-anak, remaja, dan wanita, terutama ibu rumah tangga," tulis penulis dalam penelitian yang diterbitkan pada Jumat (15/1/2021) di jurnal Nature Human Behavior.