Gerakan #MediaLawanCovid19 Luncurkan Kampanye Anti-Covid19 ''Hati-hati Makan Bersama''
Kasus terpaparnya Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menjadi alarm bagi publik untuk mewaspadai kegiatan makan bersama.
TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 di Tanah Air masih belum terkendali dan masyarakat perlu diedukasi untuk memutus rantai penularannya.
#MediaLawanCovid19 kembali meluncurkan konten edukasi bersama bertajuk “Hati-hati Makan Bersama” pada Senin (1/2) pagi ini.
Kampanye bersama ini dilakukan untuk meredam kian luasnya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yang telah menjangkiti lebih dari 1 juta orang, sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020.
Kampanye “Hati-hati Makan Bersama” dipublikasikan secara serentak di berbagai platform media, baik di jaringan televisi, radio, majalah, koran, media siber maupun media sosial.
Diperkirakan sekitar 100 media nasional dan lokal kembali akan berpartisipasi.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Ini Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban tentang Pentingnya Masker
Baca juga: Info BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi dalam 10 Hari ke Depan, Ini Wilayah yang Rawan Banjir
Baca juga: Kudeta Militer di Myanmar, Kementerian Luar Negeri RI Minta WNI Tetap Waspada
Baca juga: AHY: Ada Pejabat di Lingkaran Jokowi yang Terlibat Gerakan Ambil Alih Kepemimpinan Partai Demokrat

Aksi ini menindaklanjuti kampanye-kampanye #MediaLawanCovid19 sebelumnya yang dimulai pada 24 Maret 2020, dengan mengusung sejumlah tema antara lain: Jaga Jarak, Jangan Lengah, Jangan Mudik, Aman Pakai Masker, dan Peduli Sekitar Kita.
Kampanye “Hati-hati Makan Bersama” kali ini merupakan kerjasama #MediaLawanCovid19 dengan Gerakan Pakai Masker (GPM), sebuah gerakan nirlaba yang diprakarsai para tokoh masyarakat, tokoh agama, jurnalis senior, tokoh perempuan dan para profesional untuk membantu saudara-saudara sebangsa yang terdampak krisis.
Tema kampanye “Hati-hati Makan Bersama” kali ini dipilih, karena dirasa sangat penting untuk segera disosialisasikan secara masif, mengingat terus menanjaknya angka kasus Covid-19 di berbagai daerah.
Kasus terpaparnya Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menjadi alarm bagi publik untuk mewaspadai kegiatan makan bersama sebagai celah penularan.
Dalam siaran pers Satgas Penanganan Covid-19 pada 23 Januari lalu, Doni meyakini dirinya terpapar Covid-19 saat makan bersama, yang mengharuskannya melepas masker.
Peristiwa ini terjadi saat Doni selama sepekan memimpin langsung penanganan bencana di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.
Padahal, selama 11 bulan sejak menangani pandemi Covid-19, ia selalu melakukan protokol kesehatan secara ketat.
Baca juga: Harta 10 Orang Terkaya Bertambah selama Pandemi, Cukup untuk Beli Vaksin bagi Semua Orang di Dunia
Baca juga: Direktur Jenderal WHO: Covid-19 Bukanlah Pandemi Terakhir yang Dihadapi Dunia
Baca juga: Indonesia Duduki Peringkat 1 Kasus Aktif Covid-19 di Asia, Satgas: Pemerintah Berusaha Optimis
Epidemolog Universitas Indonesia, yang juga Juru Bicara Nasional Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyatakan, telah ada juga penelitian yang menemukan indikasi bahwa penularan kepada sejumlah tenaga kesehatan terjadi saat mereka istirahat untuk makan dan terpaksa membuka masker.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, #MediaLawanCovid19 merasa perlu untuk mengkampanyekan gerakan “Hati-hati saat Makan Bersama”.
Dengan harapan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan.
Untuk itu, pastikan seluruh protokol kesehatan saat makan bersama dilakukan, yakni :
1) Sedikit orang (seperempat kapasitas ruang makan)
2) Pilih ruang terbuka (simulasi udara lancar)
3) Jaga jarak (1,5 meter jika bersebelahan, dan 2 meter jika berhadapan)
4) Jangan berbicara (kenakan masker saat bicara)
5) Batasi waktu makan (30 menit)
#MediaLawanCovid19 adalah sebuah inisiatif bersama kalangan media untuk menyebarkan berbagai konten edukatif secara masif dalam upaya memerangi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Inisiatif ini pada awalnya diikuti oleh lebih dari 50 media nasional dan daerah dari berbagai platform, yaitu televisi, radio, media cetak, media siber serta media sosial.
Inisiatif ini muncul secara spontan dari kalangan media dan bersifat independen, tanpa terafiliasi dan dibiayai oleh pihak mana pun.
Dengan begitu, kerja-kerja jurnalistik tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya, dengan tetap menjunjung azas independensi.
Melalui kerja berjaringan ini, diharapkan berbagai pesan penting dalam upaya memerangi penyebaran virus Covid-19 dapat tersebar luas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara cepat.
Hal ini menjadi amat penting, karena penyebaran Covid-19 tampaknya semakin random dan luas.
Sementara, kesadaran publik belum terbangun secara sistematis. (*)