Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
KNKT: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Tidak Pecah di Udara, Mesin Masih Hidup Sebelum Membentur Air
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tidak pecah di udara.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, CVR sulit ditemukan karena pencarian harus dilakukan dengan cara meraba-raba dasar laut di lokasi jatuhnya pesawat tanpa dibantu alat underwater locator beacon.
"Pencarian memory unit CVR dilanjutkan tanpa bantuan underwater locator beacon, jadi kita mencarinya dengan meraba-raba di dasar laut. Nah ini merupakan juga suatu kesulitan tersendiri yang kita hadapi," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).

• Dikaitkan dengan Isu Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko: Saya Ini Orang Luar, Nggak Punya Hak Apa-apa
• Kemendagri: Status Warga Negara Bupati Terpilih Sabu Raijua Orient Patriot Riwu Kore Masih Dikaji
• Aturan Sekolah Wajib Jilbab di Padang, Menteri Agama RI: Kami Yakin, Itu Hanya Puncak Gunung Es
Underwater locator beacon adalah bagian dari kotak hitam yang dapat mengirimkan sinyal ultrasonik agar memberi petunjuk lokasi keberadaan kotak hitam.
Soerjanto menuturkan, underwater locator beacon itu sudah lebih dahulu ditemukan tim SAR gabungan saat tim tersebut menemukan kotak hitam berisi flight data recorder (FDR) pada 12 Januari 2021.
Sembari mencari memory unit CVR, kata Soerjanto, KNKT juga tengah meneliti sistem auto throttle pesawat di mana KNKT mendapatkan 13 dari sistem yang lain.
"Kami akan menunggu hasil dari CVR dan beberapa komponen yang kami kirim ke Amerika dan United Kingdom karena dari komponen-komponen itu kita akan mengetahui kenapa sebetulnya, yang rusak yang mana, dari 13 parameter ini yang membikin perubahan-perubahan di auto throttle system," kata Soerjanto.
Ia menambahkan, KNKT juga akan meneliti beberapa komponen dalam proses investigasi, salah satunya meneliti ground proximity warning system yang didapat dari puing-puing pesawat.
Soerjanto mengatakan, dengan meneliti ground proximity warning system, diharapkan dapat diketahui saat-saat terkhir sebelum pesawat jatuh.
"Kita akan ambil memori chipnya dan akan kita pasang di unit yang baik di pabriknya, dan kita akan baca bagaimana ketika pesawat dalam saat-saat terakhir, mungkin kita bisa mengunduh informasi yang diperlukan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di saat-saat terakhir penerbangan tersebut," kata dia.
Diketahui, kotak hitam CVR menjadi komponen penting untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat.
Sebab, kotak hitam CVR berisi rekaman suara dari mikrofon pilot, suara dari mikrofon kopilot, suara di ruang kemudi, dan kanal yang komunikasi antara ruang kabin penumpang dan ruang kemudi.
• 4 Hoaks yang Beredar Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, termasuk Tanda SOS di Pulau Laki
• Studi di Inggris: Pasien yang Sembuh dari Covid-19 akan Terlindungi dari Reinfeksi dalam 6 Bulan
Adapun kotak hitam FDR yang telah ditemukan berisi data penerbangan seperti ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, ataupun arah pesawat.
Pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru aktif, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KNKT: Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Tidak Pecah di Udara"
Penulis : Ardito Ramadhan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KNKT Ungkap Sulitnya Mencari Kotak Hitam CVR Sriwijaya Air SJ 182"
Penulis : Ardito Ramadhan