Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sama Bahayanya dengan Krisis Iklim, Polusi Suara yang Ditimbulkan Manusia Ancam Kehidupan di Laut

Selama 50 tahun terakhir, polusi suara di lautan meningkat akibat aktivitas manusia, dan itu mengancam ekosistem laut.

Pexels.com/Francesco Ungaro
ILUSTRASI Kehidupan laut. Kerusakan yang disebabkan oleh kebisingan sama berbahayanya dengan penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing), polusi, dan krisis iklim. 

Namun, penelitian yang dipimpin Profesor Carlos Duarte ini menemukan bahwa masih ada solusi bagi permasalahan kebisingan atau polusi suara di lautan.

Menilik retrofit lima kapal kontainer besar oleh raksasa pelayaran Maersk pada 2015, desain baling-baling baru dapat mengurangi kebisingan dan juga meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Baling-baling yang lebih tenang adalah prioritas utama, kata Carlos Duarte, mengingat setengah dari kebisingan dari kegiatan ekspedisi di lautan berasal dari hanya 15 persen kapal.

Motor listrik menjadi solusi lain yang bisa dilakukan, sama halnya dengan sedikit pengurangan kecepatan kapal.

Misalnya, pemotongan kecepatan kapal yang berisik di Mediterania dari 15,6 knot menjadi 13,8 knot mengurangi kebisingan sebesar 50% antara tahun 2007 dan 2013.

Survei seismik juga dapat dilakukan dengan menggunakan vibrator dasar laut, bukan dengan mengirimkan gelombang suara ke seluruh kolom air.

“Mengurangi kebisingan mungkin merupakan hasil yang paling rendah untuk membuat perbedaan dan kita dapat mengubahnya hari ini,” kata Steve Simpson.

“Saya memiliki harapan nyata bahwa kita akan mendengar lautan yang lebih sehat dalam hidup kita,” pungkasnya.

SUMBER: The Guardian

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved