Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Soroti Isu Radikal, Febri Diansyah: Pernah Serang Novel Baswedan, Menutupi Kasus yang Lebih Penting

Novel Baswedan pernah disebut radikal, Febri Diansyah ingatkan isu kosong dimanipulasi untuk kesampingkan kasus lain yang harusnya lebih diperhatikan.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Febri Diansyah, saat masih menjabat sebagai Kepala Biro Humas KPK, berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/12/2019). 

Dan kini, isu korupsi itu digabungkan dengan stigma radikal atau Taliban.

Baca juga: Mahfud MD Tegaskan Din Syamsuddin Tidak akan Diproses Hukum: Pemerintah Senang dengan Orang Kritis

Baca juga: Bahas Sertifikat Tanah Elektronik, Febri Diansyah Singgung e-KTP: Utamakan Asesmen Risiko Korupsi

Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi 2020 Melorot, Ini Tanggapan Novel Baswedan, Febri Diansyah, dan Emil Salim

Febri Diansyah kembali menyinggung soal hubungan kekerabatan seperti yang 'digodok' dalam isu Novel Baswedan dan Anies Baswedan.

Febri menyebut, stigma terhadap orang per orang yang kebetulan memiliki hubungan kekerabatan sungguh tidak patut.

Ia menyayangkan terlebih jika ada orang yang masih percaya dengan stigma tersebut.

Tangkap layar utas cuitan Febri Diansyah
Tangkap layar utas cuitan Febri Diansyah (Twitter/febridiansyah)

Febri mengingatkan untuk selalu hati-hati, isu-isu kosong selalu bisa dimanipulasi untuk mengesampingkan kasus penting lain yang seharusnya lebih diperhatikan.

Seperti korupsi bantuan sosial Covid-19, kasus suap benih lobster atau benur, kasus e-KTP yang hingga kini belum selesai, kasus BLBI, dan lainnya.

Tangkap layar utas cuitan Febri Diansyah
Tangkap layar utas cuitan Febri Diansyah (Twitter/febridiansyah)

Baca juga: Tanggapi Tuduhan Din Syamsuddin Radikal, Sekum PP Muhammadiyah: Tidak Berdasar, Salah Alamat

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 7.3 di Jepang, Otoritas Setempat Awasi Ketat Reaktor Nuklir di Fukushima

Baca juga: Badan Meteorologi Jepang: Gempa Magnitudo 7.1 di Fukushima adalah Gempa Susulan 10 Tahun Lalu

Isu antara Novel Baswedan dan Anies Baswedan

Diketahui, pada 2019 silam, sempat beredar foto hitam putih yang memperlihatkan Novel Baswedan sedang duduk dengan Anies Baswedan di sebuah masjid.

Foto itu lalu dihubung-hubungkan dengan sebuah lembaran yang tertulis: Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK (Tindak Pidana Korupsi).

Saat itu, Febri Diansyah yang masih menjadi juru bicara KPK menegaskan, informasi mengenai biaya Frankfurt Book Fair tahun 2015 oleh Pemprov DKI yang dikait-kaitkan dengan foto Novel dan Anies itu tidak benar.

"KPK memastikan dua hal tersebut tidak berhubungan. Perlu kami tegaskan, pengaduan masyarakat bersifat tertutup dan diproses di Direktorat Pengaduan Masyarakat yang berada di bawah Kedeputian Pengawas Internal dan Pengaduan Masyarakat," kata Febri.

Kedeputian itu merupakan kedeputian yang terpisah dengan tempat Novel bertugas, yaitu Direktorat Penyidikan pada Kedeputian Bidang Penindakan.

Dengan demikian, menurut Febri Diansyah, tidak memungkinkan bagi seorang penyidik untuk mengetahui, apalagi memengaruhi proses telaah dan analisis di Direktorat Pengaduan Masyarakat.

"Setelah kami cek, peristiwa dalam foto tersebut terjadi setelah shalat pada awal Juni 2017. Saat itu, Novel masih dalam proses perawatan mata setelah operasi di Singapura," kata Febri.

Novel Baswedan diserang dengan siraman air keras selesai shalat subuh pada 11 April 2017 lalu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved