Soroti Isu Radikal, Febri Diansyah: Pernah Serang Novel Baswedan, Menutupi Kasus yang Lebih Penting
Novel Baswedan pernah disebut radikal, Febri Diansyah ingatkan isu kosong dimanipulasi untuk kesampingkan kasus lain yang harusnya lebih diperhatikan.
Dan kini, isu korupsi itu digabungkan dengan stigma radikal atau Taliban.
Baca juga: Mahfud MD Tegaskan Din Syamsuddin Tidak akan Diproses Hukum: Pemerintah Senang dengan Orang Kritis
Baca juga: Bahas Sertifikat Tanah Elektronik, Febri Diansyah Singgung e-KTP: Utamakan Asesmen Risiko Korupsi
Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi 2020 Melorot, Ini Tanggapan Novel Baswedan, Febri Diansyah, dan Emil Salim
Febri Diansyah kembali menyinggung soal hubungan kekerabatan seperti yang 'digodok' dalam isu Novel Baswedan dan Anies Baswedan.
Febri menyebut, stigma terhadap orang per orang yang kebetulan memiliki hubungan kekerabatan sungguh tidak patut.
Ia menyayangkan terlebih jika ada orang yang masih percaya dengan stigma tersebut.

Febri mengingatkan untuk selalu hati-hati, isu-isu kosong selalu bisa dimanipulasi untuk mengesampingkan kasus penting lain yang seharusnya lebih diperhatikan.
Seperti korupsi bantuan sosial Covid-19, kasus suap benih lobster atau benur, kasus e-KTP yang hingga kini belum selesai, kasus BLBI, dan lainnya.

Baca juga: Tanggapi Tuduhan Din Syamsuddin Radikal, Sekum PP Muhammadiyah: Tidak Berdasar, Salah Alamat
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 7.3 di Jepang, Otoritas Setempat Awasi Ketat Reaktor Nuklir di Fukushima
Baca juga: Badan Meteorologi Jepang: Gempa Magnitudo 7.1 di Fukushima adalah Gempa Susulan 10 Tahun Lalu
Isu antara Novel Baswedan dan Anies Baswedan
Diketahui, pada 2019 silam, sempat beredar foto hitam putih yang memperlihatkan Novel Baswedan sedang duduk dengan Anies Baswedan di sebuah masjid.
Foto itu lalu dihubung-hubungkan dengan sebuah lembaran yang tertulis: Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK (Tindak Pidana Korupsi).
Saat itu, Febri Diansyah yang masih menjadi juru bicara KPK menegaskan, informasi mengenai biaya Frankfurt Book Fair tahun 2015 oleh Pemprov DKI yang dikait-kaitkan dengan foto Novel dan Anies itu tidak benar.
"KPK memastikan dua hal tersebut tidak berhubungan. Perlu kami tegaskan, pengaduan masyarakat bersifat tertutup dan diproses di Direktorat Pengaduan Masyarakat yang berada di bawah Kedeputian Pengawas Internal dan Pengaduan Masyarakat," kata Febri.
Kedeputian itu merupakan kedeputian yang terpisah dengan tempat Novel bertugas, yaitu Direktorat Penyidikan pada Kedeputian Bidang Penindakan.
Dengan demikian, menurut Febri Diansyah, tidak memungkinkan bagi seorang penyidik untuk mengetahui, apalagi memengaruhi proses telaah dan analisis di Direktorat Pengaduan Masyarakat.
"Setelah kami cek, peristiwa dalam foto tersebut terjadi setelah shalat pada awal Juni 2017. Saat itu, Novel masih dalam proses perawatan mata setelah operasi di Singapura," kata Febri.
Novel Baswedan diserang dengan siraman air keras selesai shalat subuh pada 11 April 2017 lalu.