Mardani Ali Sera: Permenperin Nomor 3 Tahun 2021 Jangan Dijadikan Alasan Impor Gula
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengkritik kebijakan pemerintah untuk melakukan impor gula.
TRIBUNTERNATE.COM - Kebijakan pemerintah untuk melakukan impor gula menuai kritik dari sejumlah pihak.
Salah satunya adalah politisi sekaligus Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.
Diketahui, pemerintah mengklaim kebijakan impor gula bertujuan untuk memastikan ketersediaan stok gula menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), yakni puasa dan Ramadhan 2021.
Sebab, musim giling tebu sebagai bahan baku gula terjadi setelah HKBN puasa dan Ramadhan tahun ini.
Kritik disampaikan Mardani Ali Sera melalui akun Twitter resminya, @MardaniAliSera, Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Tegaskan Tidak Ada Kebijakan Impor Beras di Masa Panen Raya
Baca juga: Rencana Impor Beras 1 Juta Ton Tuai Kritikan dari Faisal Basri, Rizal Ramli, hingga Febri Diansyah
Baca juga: Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, Fadli Zon: Artinya Pak Jokowi Tak Mampu Penuhi Pangan Rakyat
Dalam cuitannya, Mardani Ali Sera meminta supaya Peraturan Menteri Perindustrian nomor 3 tahun 2021 tidak dijadikan sebagai alasan untuk mengimpor gula mentah.
Apalagi, jumlah impor gula cenderung semakin besar.
Ia juga meminta impor gula berbasis Permenperin tersebut tidak dijadikan sebagai dalih untuk memenuhi kebutuhan kapasitas tidak terpakai pabrik gula berbasis tebu.
Menurutnya, ada hal penting yang harus dilakukan pemerintah alih-alih melakukan impor gula terlebih di periode musim panen.
"Peraturan Menteri Perindustrian No 3 Thn 2021 jangan dijadikan alasan utk melakukan impor gula mentah yg kian besar & berdalih utk memenuhi kebutuhan kapasitas tdk terpakai pabrik gula berbasis tebu. Apa lg jika dilakukan saat musim panen, jgn sampai. Ada hal lain yg lbh penting" tulis Mardani Ali Sera.
Misalnya, peningkatan pengawasan pasar gula.
Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya rembesan yang berimbas pada harga gula petani.
Mardani Ali Sera juga mengingatkan pentingnya sosialisasi aturan dan landasan kebijakan yang terbuka atau transparan.
Sebab, para petani gula juga membutuhkan sosialisasi tersebut terkait kebijakan impor.
"Seperti pengawasan pasar gula mesti lebih ditingkatkan agar tidak ada rembesan yang berimbas pada harga gula petani. Sosialisasi aturan juga jadi keharusan, lalu jabarkan landasan kebijakan tsb secara terbuka & transparan. Petani perlu akan hal itu" pungkasnya.
Baca juga: Isu Reshuffle Pasca-Disetujuinya Kementerian Investasi oleh DPR, PDIP: Itu Hak Prerogatif Presiden
Baca juga: Merger Kemenristek dan Kemendikbud: Bambang Brodjonegoro Pamit, Isu Reshuffle Mencuat Lagi
Rajin Impor Gula
Indonesia dari tahun ke tahun rajin mengimpor gula dari berbagai negara dengan jumlah jutaan ton per tahun.
Untuk tahun ini, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) siap menyalurkan sekitar 75.000 ton Gula Kristal Putih (GKP) secara bertahap ke pasar konsumsi pada kuartal dua dan tiga tahun 2021.
Direktur Utama RNI, Arief Prasetyo Adi mengatakan, ditargetkan gula tersebut mulai mengisi pasar konsumsi menjelang puasa dan Lebaran agar dapat memenuhi lonjakan permintaan
Sebagai informasi, Bos RNI ini telah melakukan peninjauan bongkar dan muat gula impor RNI di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Senin, 29 Maret 2021.
Pada tahun ini RNI mendapatkan penugasan untuk mengimpor sekitar 75.000 ton white sugar (Gula Kristal Putih).
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengamankan stok kebutuhan pokok khususnya menjelang hari besar keagamaan nasional," jelas Arief Prasetyo dalam keterangannya, Selasa (30/3/2021).
Ia melanjutkan, penugasan ini sejalan dengan peran RNI sebagai Koordinator BUMN Klaster Pangan dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.
Gula yang didatangkan RNI disiapkan untuk pemenuhan kebutuhan gula nasional yang permintaannya saat ini masih jauh lebih tinggi dibanding produksi dalam negeri.
Gula yang diimpor RNI ini didatangkan secara bertahap di sejumlah pelabuhan.
Pengiriman pertama telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Minggu (28/3/2021) sekitar 6 ribu ton.
Kedatangan berikutnya di Pelabuhan Belawan Medan sekitar 15 ribu ton dan Tanjung Perak Surabaya sekitar 30 ribu ton, serta di Tanjung Priok akan datang lagi sekitar 24 ribu ton.
RNI memastikan, GKP yang sudah tiba segera didistribusikan untuk mengisi pasar konsumsi rumah tangga yang meningkat jelang puasa dan lebaran.
Langkah ini guna mengantisipasi kelangkaan komoditas gula yang berpotensi terjadi saat mendekati hari besar keagamaan nasional (HBKN).
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jaga Kebutuhan Pasar, RNI Segera Salurkan 75 Ribu Ton Gula Impor
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Tribunnews.com/Bambang Ismoyo)