Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Tegaskan Tidak Ada Kebijakan Impor Beras di Masa Panen Raya
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan tegaskan tidak ada impor beras di masa panen raya.
TRIBUNTERNATE.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan tegaskan tidak ada impor beras di masa panen raya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dany melalui Talkshow Satu Meja The Forum "Di Balik Rencana Impor Beras" pada Rabu (24/3/2021) malam.
Dalam diskusi tersebut, pembawa acara Satu Meja The Forum Budiman Tanuredjo, menanyakan perihal apa yang terjadi di balik silang sengketa soal impor beras kepada Dany.
Menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama Dany menyebutkan soal visi Presiden dalam hal ketahanan pangan nasional.
Dany menjelaskan, dalam kerangka ekosistem ketahanan pangan nasional ada faktor produksi, distribusi, dan konsumsi.

Ketiga faktor dalam ekosistem ketahanan pangan nasional itu, menurut Dany haruslah berjalan seimbang.
Lantas, untuk menjaga ekosistem ketahanan pangan nasional diperlukan adanya pola perencanaan.
Wacana impor beras yang diungkapkan oleh Pemerintah RI merupakan bagian dari pola perencanaan tersebut.
"Dalam ekosistem ketahanan pangan nasional itu kita juga melihat bahwa ada suatu pola perencanaan yang saat ini hendak ditempuh oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah Kementerian Perdagangan. Karena melihat adanya keterbatasan stok," jelas Dany.
Namun, kebijakan tersebut tidak akan direalisasikan jika data dan stok beras di lapangan sudah terpenuhi.
Baca juga: Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, Fadli Zon: Artinya Pak Jokowi Tak Mampu Penuhi Pangan Rakyat
Baca juga: Polemik Kebijakan Impor Beras, Mendag Muhammad Lutfi: Kalau Memang Saya Salah, Saya Siap Berhenti
Baca juga: Rencana Impor Beras 1 Juta Ton Tuai Kritikan dari Faisal Basri, Rizal Ramli, hingga Febri Diansyah
"Kita perlu mengeksplore lebih detail lagi, kita juga harus memberikan kesempatan kepada Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan juga dengan Bulog untuk melihat data detail di lapangan tentang kebutuhan itu stok itu ada berapa," kata Dany.
"Jadi keterbukaan informasi data itu sangat diperlukan, sehingga kita bisa mendapatkan data eviden yang clear."
"Berapa kebutuhan dan cadangan stok itu, sehingga dalam menentukan buffer stock itu juga jelas," lanjutnya.
Cadangan beras Indonesia sendiri saat ini ada 13 juta ton.
Kondisi tersebut menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri, terlebih di masa panen raya.