Isu Reshuffle Menguat, Pengamat Sebut Posisi Nadiem Makarim Layak Diganti, Apa Alasannya?
Dua pengamat politik menyebut posisi Nadiem Makarim layak diganti karena dinilai tidak memiliki visi yang jelas dalam pendidikan nasional. Mengapa?
TRIBUNTERNATE.COM – Kabar reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian santer terdengar.
Isu reshuffle kabinet ini muncul setelah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui permintaan pemerintah membentuk kementerian baru.
Kedua kementerian tersebut adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) serta Kementerian Investasi.
Namun, hingga kini Jokowi belum juga mengumumkan hasil reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Berbagai pihak mulai dari kalangan politik hingga bidang-bidang yang lain pun ikut menebak siapa saja pejabat menteri yang akan terkena reshuffle.
Dari sana, nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim disebut-sebut sebagai menteri yang dinilai patut diganti.
Penilaian penggantian Nadiem Makarim tersebut di antaranya datang dari dua pengamat, yakni:
Baca juga: Update Isu Reshuffle Kabinet: Menantu Wapres RI dan Cak Imin Disebut, Muhammad Lutfi Digeser?
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Menguat, Nama Bahlil Lahadalia dan Ahok Masuk Bursa Calon Menteri Investasi
1. Citra Institute: Nadiem Tak Memiliki Visi yang Jelas dalam Pendidikan Nasional
Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusa Farchan mengatakan, Nadiem layak di-reshuffle sebab dinilai tak memiliki visi yang jelas dalam menata sistem pendidikan nasional.
"Terkait Kemdikbud-ristek, jika skenarionya adalah mengganti menteri, justru saya kira inilah momentum yang tepat untuk mengganti Nadiem Makarim."
"Nadiem layak di-reshuffle karena tidak memiliki visi yang jelas dalam menata ulang sistem pendidikan nasional sebagai dasar pembentukan karakter bangsa," katanya, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (19/4/2021).
Menurutnya, Nadiem belum mampu memainkan peran penting sebagai navigator pendidikan nasional dalam menghadapi kondisi darurat Covid-19.
Sehingga entitas dunia pendidikan tampak berjalan dengan skemanya sendiri-sendiri di era pandemi.

Kepemimpinannya di Kemendikbud juga belum mampu melahirkan inovasi penting dalam dunia Pendidikan, sehingga layak untuk dievaluasi.
Bagi Yusa, reshuffle ini harus memberi efek positif dan mengembalikan kepercayaan publik atas terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang akuntabel, kredibel, dan berorientasi pada kepentingan publik.