KRI Nanggala-402 Masih Belum Ditemukan, Kadispen AL: Mereka Pasti Lakukan Penghematan Oksigen
Hingga Sabtu (24/4/2021) siang, keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak itu belum diketahui.
Satu armada yang diterjunkan adalah kapal selam KRI Aluguro 405.
"KRI yang dikerahkan dalam proses pencarian sekarang sebanyak 21, 21 itu termasuk KRI Aluguro 405 yang juga kapal selam," ujar Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, Jumat (23/4/2021) saat press conference di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai.
Ia menambahkan, ada juga mendapatkan bantuan dari Kepolisian sebanyak empat kapal, di antaranya Kapal Jelatik, Kapal Enggang, Kapal Barantang, Kapal Balang.
Diketahui, empat kapal dari Kepolisian itu dilengkapi dengan ROV, kemudian alat sonar dua dimensi.

Baca juga: Mulai 25 April 2021, Pemerintah RI Resmi Larang WNA Asal India Masuk ke Indonesia
Baca juga: Periode Larangan Mudik Lebaran 2021 Diperpanjang hingga 24 Mei, Ini Aturan dan Ketentuannya
Baca juga: KRI Nanggala-402 Hilang Kontak: Pernyataan Jokowi, Janji Prabowo, hingga Tanggapan Puan Maharani
Kecanggihan Deteksi Sonar KRI Rigel 933 Jadi Harapan Percepatan Pencarian KRI Nanggala 402
Datangnya KRI Rigel 933 pada Jumat 23 April 2021 menjadi harapan untuk percepatan penyelamatan Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di wilayah perairan utara Bali.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Achmad Riad, dalam press conference di Base Ops Lanud Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Jumat 23 April 2021.
"Perkembangan proses pencarian saat ini kita harapkan salah satu KRI yang mampu memonitor bawah laut, KRI Rigel sudah berada dekat hari ini merapat," kata Kapuspen TNI.
"KRI Rigel bisa melihat langsung melihat sonar bawah laut gambaran yang jelas," imbuhnya.
KRI Rigel 933 merupakan kapal survey hydro oseanografi TNI Angkatan Laut.
KRI Rigel 933 juga termasuk kapal oseanografi militer tercanggih se-ASEAN dan dibangun di Prancis.
"Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu," jelasnya.
Lanjutnya, bahwa ditemukannya satu titik magnetik yang kuat menjadi salah satu titik terang pencarian di perairan tersebut.
Kemudian, titik tumpahan minyak di perairan juga menjadi lokasi fokus pencarian.
"Mudah-mudahan dengan seluruh sumber daya yang dimiliki bisa mempercepat pencarian, waktu kita kejar," tutur Kapuspen TNI.