Vrius Corona
13 ABK Filipina di Cilacap Positif Covid-19 Varian India, Ganjar Pranowo Lakukan Langkah Ini
Tiga belas ABK asal Filipina di Cilacap terkonfirmasi positif Covid-19 varian India, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo gerak cepat lakukan langkah ini..
Terkait adanya klaster tenaga kesehatan di RSUD yang menangani ABK, kata Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi, akan dilakukan test genome di Kemenkes.
“Klaster baru tenaga kesehatan di RSUD, untuk genomenya sedang di test Kemenkes. Untuk PCR-nya belum bisa menentukan variannya, harus ada test lanjutan, kurang lebih satu atau dua minggu,” kata Kapolres, dikutip dari laman resmi Humas Cilacap, Minggu (23/5/2021).
Direktur RSUD Cilacap dr. Mochamad Ichlas Riyanto, menambahkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD sebanyak 32 orang dan kondisinya stabil.
“Kondisi (positif Covid-19) saat ini ada 32 tenaga kesehatan. Di mana ada sembilan yang masih dirawat, sisanya isolasi mandiri. Nantinya akan diusahakan untuk isolasi terpusat,” kata Direktur RSUD.
Baca juga: Peran Oknum Dokter dan ASN Dinas Kesehatan dalam Kasus Penjualan Vaksin Covid-19 Ilegal di Sumut
Baca juga: Taiwan Catat 180 Kasus Covid-19 Baru, Masyarakat Taiwan Wajib Kenakan Masker untuk Pertama Kalinya
Sikap Ganjar Pranowo terhadap 13 ABK yang Dinyatakan Positif Covid-19 Varian India
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengambil sikap mengetahui 13 ABK Filipina terkonfirmasi positif Covid-19 varian India.
Ganjar pun mengambil gerak cepat dengan melakukan tracing terhadap 179 orang yang sempat kontak dekat dengan 13 ABK tersebut.
“Kita tes 179 yang pernah kontak dekat dengan 13 orang abk dari filipina, 42 orang positif. Kita sample 12 bawa ke pemeriksaan genome di Lab UGM,” kata Ganjar, dikutip dati tayangan Kompas TV, Minggu (23/05/2021).
Sebelumnya malah ada 14 ABK, namun satu di antaranya meninggal dunia.
Gubernur Jateng itu pun telah melapor ke pusat dan meminta untuk memutus pertukaran sesuatu dengan India.
“Ini sudah kita laporkan ke pak Menko, kita rapat. Usulan saya hentikan pertukaran sesuatu dengan India.”
“Jika tidak memungkinkan kalau ini urusannya ekonomi, maka saya sampaikan agar dilakukan SOP lebih cepat, kalau tidak kita ambil resiko dan itu berbahaya,” jelas Ganjar.
(TribunTernate.com/Ron)