Virus Corona
Kisah Pendonor Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19: Tak Ingin Orang Lain Mengalami Hal yang Sama
Untuk mengajak penyintas Covid-19 supaya mau menjadi pendonor, PMI pun membagikan beberapa kisah para pendonor plasma.
TRIBUNTERNATE.COM - Di tengah pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19, donor plasma konvalesen menjadi hal yang semakin banyak dicari.
Donor plasma konvalesen menjadi salah satu metode penyembuhan dari infeksi Covid-19.
Plasma konvalesen dapat diperoleh dari seorang penyintas Covid-19 yang telah sembuh dalam kurun waktu sekitar tiga bulan.
Dalam kurun waktu itu, penyintas telah membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh. Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.
Palang Merah Indonesia (PMI) pun terus mengajak para penyintas Covid-19 untuk menjadi pendonor plasma konvalesen bagi pasien Covid-19.
Untuk mengajak penyintas Covid-19 supaya mau menjadi pendonor, PMI pun membagikan beberapa kisah para pendonor plasma.
Salah satu di antaranya datang dari Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Nasdya Tiara.
Dikutip dari akun Instagram resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Nasdya awalnya merasa ragu untuk menjadi donor plasma konvalesen.
Mengingat ia juga belum pernah melakukan donor darah sebelumnya.
Namun setelah membaca di media sosial, Nasdya menyadari setiap hari semakin banyak permintaan donor plasma konvalesen dari pasien Covid-19.
Baca juga: Ade Armando Apresiasi Mundurnya Rektor UI dari Komisaris BUMN, Desak Pemerintah Revisi Statuta UI
Bahkan Nasdya mengaku tak jarang permintaan donor plasma itu datang dari teman-temannya sendiri.
Karena mengetahui bagaimana sulitnya mendapatkan donor plasma, akhirnya Nasdya terdorong untuk ikut berdonor.
“Awalnya ragu, apalagi saya belum pernah berdonor darah. Namun, membaca media sosial dari hari ke hari semakin banyak permintaan plasma konvales dari pasien Covid-19. Bahkan tak jarang permintaan datang dari teman-teman sendiri, serta mengetahui bagaimana susahnya mendapatkan plasma."
"Apalagi saat teringat tempat saya dirawat masih banyak yang belum sembuh, membuat saya memahami dan mendorong saya untuk berdonor,” kata Nasdya dikutip dari unggahan akun resmi PMI, @palangmerah_indonesia, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: 1.449 Kasus Kematian akibat Covid-19 dalam 24 Jam Terakhir, Indonesia Peringkat Tertinggi Dunia
Baca juga: Pemerintah Bisa Longgarkan PPKM Jika 4 Pertimbangan Relaksasi Ini telah Terpenuhi, Apa Saja?
Baca juga: Pandemi Covid-19, Pemerintah Sudah 6 Kali Gonta-ganti Istilah, Mulai dari PSBB hingga PPKM Level 4
Ingin Bantu Pasien Covid-19 Berjuang untuk Sembuh