Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kurangi Ancaman Learning Loss pada Siswa, Nadiem Makarim Upayakan PTM di Sekolah Sesegera Mungkin

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim beberkan dua fokus utama pendidikan oleh Kemendikbudristek di tengah pandemi Covid-19.

TRIBUNNEWS/HO
Nadiem Makarim saat memberikan sambutan usai menerima penghargaan sebagai EY Entrepreneur Of The Year 2017 di The Ritz-Carlton Hotel, Pacific Place pada (15/11/2017). 

TRIBUNTERNATE.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim beberkan dua fokus utama pendidikan oleh Kemendikbudristek di tengah pandemi Covid-19.

Fokus pertama yaitu segera mengembalikan anak untuk kembali belajar secara tatap muka di sekolah dengan aman.

Hal ini, kata Nadiem, dilakukan demi mengurangi learning loss dan dampak permanen pada psikologi anak.

“Upaya terpenting sekarang adalah mengembalikan anak ke sekolah untuk meminimalisir learning loss dan dampak psikologis anak yang bisa berdampak permanen.”

“Harus segera kita lakukan seaman mungkin dan secepat mungkin, dan dengan mengedepankan kehati-hatian,” kata Mendikbudristek dalam diskusi daring Ngobrol Tempo bertajuk “Indonesia Tangguh dengan SDM Unggul”, Rabu (18/8/2021).

Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan berdampak pada menurunnya motivasi belajar dan kondisi psikologis anak.

Ancaman learning loss serta kesepian dan kekerasan pada anak akibat pandemi terjadi di seluruh dunia.

Hal ini menjadi alasan mendasar untuk segera menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas pada wilayah yang diperbolehkan.

Baca juga: Megawati Digelari Profesor Kehormatan, Ucap Terima Kasih pada Prabowo Subianto dan Nadiem Makarim

Baca juga: Nadiem Makarim Tegaskan PTM Terbatas Tak Sama dengan Sekolah Biasa, Izin Orangtua Murid jadi Penentu

Selain itu, Kemendikbudristek juga mendukung adanya upaya pemulihan kondisi pembelajaran yang terdampak pandemi.

Upaya pemulihan tersebut salah satunya dilakukan melalui program Kampus Mengajar.

Dalam program itu, pemerintah menghadirkan puluhan ribu mahasiswa yang bergerak untuk membantu sekolah-sekolah di daerah yang paling membutuhkan.

Para relawan ini bertugas membantu para guru dalam meningkatkan kompetensi dasar literasi dan numerasi serta pendidikan karakter siswa.

“Strategi digitalisasi sekolah juga menjadi bagian untuk mengejar ketertinggalan ini.”

“Khususnya bagi sekolah-sekolah yang memiliki kendala akses untuk melaksanakan PJJ,” terang Nadiem.

Sejak tahun lalu, Kemendikbudristek juga telah mengeluarkan kurikulum darurat yang kini makin banyak digunakan oleh sekolah-sekolah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved