Informasi Rahasia Ungkap Lusinan Intelijen CIA di Luar Negeri Dibunuh dalam Beberapa Tahun Terakhir
Menurut sebuah laporan yang beredar, CIA telah kehilangan lusinan informannya yang berada di luar negeri.
TRIBUNTERNATE.COM - Menurut sebuah laporan yang beredar, CIA telah kehilangan lusinan informannya yang berada di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.
Informasi bahwa sejumlah besar orang yang direkrut AS untuk memata-matai telah dibunuh atau ditangkap dalam beberapa tahun terakhir itu, diketahui dari sebuah siaran dalam saluran rahasia yang diperoleh oleh New York Times.
Siaran tersebut didistribusikan ke setiap stasiun dan fasilitas CIA di seluruh dunia.
Badan intelijen oposisi di Rusia, Cina, Iran dan Pakistan telah memburu aset intelijen AS dan dalam beberapa kasus, mengubah mereka menjadi agen ganda.
Memo itu mengatakan keberhasilan badan intelijen lainnya sebagian disebabkan oleh teknologi mereka yang semakin canggih, termasuk pemindaian biometrik dan alat pengenalan wajah yang memungkinkan mereka melacak intelijen CIA dan dalam beberapa kasus, berhasil menemukan identitas informan.
Memo itu mendesak petugas kasus untuk berhati-hati dalam menghindari teknologi tersebut, serta memastikan untuk memeriksa rekrutan mereka.
Memo itu juga memberikan penekanan khusus untuk mengingatkan petugas bahwa mereka telah meremehkan musuh mereka.
Baca juga: Istri Kim Jong-un Dirumorkan Hilang, Intelijen Korea Selatan Sebut Masih Hidup dan Kondisinya Sehat
Baca juga: Badan Intelijen Selidiki Laboratorium Wuhan yang Tutup Mendadak Pada Oktober 2019 Lalu
Baca juga: Badan Intelijen Negara/BIN Prediksi Puncak Persebaran Virus Corona di Indonesia Terjadi Bulan Mei
Mantan pejabat yang berbicara kepada New York Times mengatakan bahwa CIA telah berubah menjadi kuno dalam merekrut informan di pemerintah asing setelah menghabiskan beberapa dekade berfokus pada kontraterorisme pasca-9/11.
Alih-alih membunuh atau menangkap informan AS, beberapa pemerintah asing telah mengubah mereka menjadi agen ganda dan menggunakannya untuk memberi CIA informasi salah.
Seorang mantan pejabat mengatakan, Pakistan telah melakukan hal tersebut.
Bagi AS, mengembangkan jaringan di Pakistan telah menjadi lebih penting setelah runtuhnya pemerintah yang didukung AS di Afghanistan.
Hal yang dilakukan adalah mempelajari lebih banyak tentang hubungan Pakistan dengan pemerintah Taliban dan organisasi ekstremis di kawasan itu akan menjadi semakin penting."
“Akibatnya, tekanan sekali lagi pada CIA untuk membangun dan memelihara jaringan informan di Pakistan,” katanya seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Selain itu, menurutnya, CIA juga harus berfokus kepada negara berkekuatan besar seperti China dan Rusia.
"Demikian pula, fokus kepada pemerintahan dengan persaingan kekuatan besar, dan tantangan dari China dan Rusia berarti membangun jaringan mata-mata dan melindungi sumber-sumber itu, lebih penting dari sebelumnya," tambahnya.
(TribunTernate.com/Qonitah)