Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Para Eks Pegawai KPK Alih Profesi, Pengamat: Mereka Sederhana, Mau Bekerja Apa pun Asalkan Halal

Beberapa di antara 57 eks pegawai KPK itu kini memilih untuk menggeluti profesi baru pasca dipecat oleh pimpinan KPK di bawah Firli Bahuri.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Sejumlah pegawai KPK yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) seusai berorasi di gedung ACLC KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). 

Kemudian pada 2011, ia diterima menjadi pramusaji/pramubhakti KPK dengan berstatus outsourcing.

"Dan di tahun 2014 saya diangkat menjadi pramubhakti/pramusaji PTT (pegawai tidak tetap) hingga akhirnya sekarang dibilang TMS (Tidak Memenuhi Syarat) setelah ikut TWK," ujarnya.

Baca juga: Jalani Pemeriksaan atas Kasus Tuduhan Bisnis Ivermectin, Moeldoko Dicecar 20 Pertanyaan

Baca juga: Kasus Pernikahan Dini Siswi SMP dengan Tokoh Agama di Maluku, KPAI Sebut telah Langgar Hak Anak

Baca juga: Soal Polemik Internal PDIP Banteng vs Celeng, Pengamat Politik: Konflik Bisa Pengaruhi Pemilih

Bertahan hidup dari rezeki halal

Pengamat komunikasi Politik Emrus Sihombing, turut menyoroti mantan pegawai KPK yang terjun ke dunia bisnis setelah dipecat karena tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).

Emrus mengatakan, keputusan yang diambil oleh para mantan pegawai KPK tersebut, karena ingin membangun persepsi publik kalau mereka bersedia bekerja apapun selama pekerjaan tersebut halal.

"Pola komunikasi yang disampaikan menurut saya tujuannya membangun persepsi di tengah publik, bahwa mereka orang yang sederhana mau bekerja dalam konteks kerja apapun selama itu halal," kata Emrus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/10/2021).

Terlebih kata dia, ada salah satu mantan pegawai KPK yang menjual nasi goreng dengan gerobak di pinggir jalan yang merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

"Baik itu nasi goreng pakai gerobak dan petani (bentuk bisnisnya)," tukasnya.

Diketahui, satu nama dari 57 mantan pegawai KPK yang memilih banting setir menjadi pebisnis kuliner yakni Juliandi Tigor Simanjuntak.

Eks punggawa lembaga antirasuah itu mengambil keputusan untuk berjualan nasi goreng rempah menggunakan gerobak.

Tribunnews pun mencoba mendatangi warung makan nasi goreng milik Tigor Simanjuntak yang terletak di Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat yang kedua kalinya, Selasa (12/10/2021) malam.

Letaknya yang berada di sisi jalan Raya Hankam, membuat warung nasi goreng Tigor dirasa tidak sulit untuk ditemukan oleh calon pelanggannya.

Tigor menjajakan dagangannya di gerobak stainless dengan bertuliskan 'Nasi Goreng KS Rempah' serta menyewa halaman ruko yang menurut pengakuannya merupakan milik kerabat.

Terpantau di lokasi, warung makan nasi goreng milik Tigor pada malam ini cukup ramai pelanggan. Tempat duduk yang disediakan terlihat penuh ditempati para pelanggannya.

Kepada Tribunnews.com, Tigor mengaku dalam mengawali bisnis nasi gorengnya ini dirinya menerapkan prinsip "hemat" budget.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved