Pilu Bocah SD di Bali Meninggal Dianiaya Ayah karena Main Layangan, Korban Dipukul lalu Dibekap
Hasil autopsi Tim Forensik RSUP Sanglah menyatakan Sepi meninggal dianiaya oleh ayahnya, I Nengah Kicen (32).
"Selasa (21 September 2021) sekitar pukul 07.30 Wita, korban bersama dua adiknya main layangan. Sedangkan orang tuanya cari rumput. Nengah Kicen kerjaanya mencari rumput. Setelah cari rumput, Kicen sempat istirahat beberapa menit serta melihat anaknya sedang bermain air di rumah," ujar AKBP Ricko.
Kicen kesal lalu bertanya. "Sudah selesai bermainan layangan?"
Mendengar pertanyaan ayahnya, Kadek Sepi menjawab sudah selesai karena panas.
Dari sana amarahnya membuncah. Kicen memukul anaknya hingga meninggal.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kata Ricko, pemukulan dengan benda tumpul terjadi saat ibu dan adiknya sedang membuat canang di emperan rumah.
Pertama Kicen memukul kepala Kadek Sepi dengan tangan.
Setelah itu memukul dengan pedang-pedangan terbuat dari kayu.
"Kicen mengambil pedang-pedangan di lantai. Lalu memukul kepala dan lehernya. Pedang - pedangan ini terbuat dari kayu. Panjangnya sekitar 56 sentimeter berwarna cokelat muda," ungkap Ricko.
Mengerang Kesakitan
Kadek Sepi sudah mengerang kesakitan dan menangis terisak.
Kicen belum puas. Ia mengambil bambu dan memukul anaknya di bagian kepala dan leher hingga terjatuh ke lantai dengan kondisi kejang-kejang.
Setelah itu, Kicen mengangkat anaknya dan dibawa ke kamar.
Kicen mengambil baju untuk membekap mulut dan hidung anaknya.
"Karena menangis keras akibat kesakitan, tersangka membekap mulut dan hidung korban dengan kain beberapa menit. Setelah itu bekapannya dibuka, dan suara mengecil seperti bengek," kata Ricko.
Baca juga: 6 Oknum TNI AL Aniaya Warga hingga Tewas, Pelaku Terancam Dipecat, Ini Kronologi & Duduk Perkaranya
Baca juga: Kasus Pernikahan Dini Siswi SMP dengan Tokoh Agama di Maluku, KPAI Sebut telah Langgar Hak Anak
Kicen kemudian meninggalkan anaknya di kamar.