Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sempat Nol Kasus Covid-19, Selandia Baru Kini Justru Hadapi Lonjakan, Tak Ingin Lagi Kejar Nol Kasus

Sempat alami nol kasus Covid-19, Selandia Baru kini melaporkan kenaikan terbesar infeksi Covid-19 dalam enam minggu terakhir pada Kamis (14/10/2021).

Sky News
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern - Selandia Baru hadapi lonjakan kasus Covid-19 karena varian Delta, sebut menyerah kejar nol kasus. 

TRIBUNTERNATE.COM - Selandia Baru melaporkan kenaikan terbesar infeksi Covid-19 dalam enam minggu terakhir pada Kamis (14/10/2021).

Lonjakan kasus Covid-19 yang terdeteksi di Auckland itu meningkatkan kemungkinan diperpanjangnya lockdown di Selandia Baru.

Sebelumnya, lebih dari 1,7 juta orang di Auckland harus mematuhi aturan ketat untuk tetap tinggal di rumah hingga Senin (18/10/2021) mendatang.

Padahal sebelumnya, negara tetangga Australia ini pernah tidak menemukan kasus baru Covid-19 satu pun atau nol kasus Covid-19 selama 100 hari pada 9 Agustus 2020 lalu.

Wakil Perdana Menteri Grant Robertson mengatakan, lonjakan jumlah kasus di Auckland meningkat lebih cepat di luar dugaan.

Pertemuan dari rumah ke rumah yang ilegal digadang-gadang menjadi penyebab dari lonjakan kasus Covid-19 tersebut.

"Sekarang bukan waktunya untuk berpuas diri," kata Robertson dalam konferensi media di Wellington, dikutip dari Channel News Asia.

Dalam konferensi pers tersebut, Robertson mendesak penduduk di Auckland untuk mengikuti aturan pembatasan level 3 secara ketat.

Baca juga: Selandia Baru Laporkan Kasus Kematian Pertama yang Berkaitan dengan Vaksin Covid-19 Pfizer

Baca juga: Menkes Selandia Baru Mundur setelah Kasus Covid-19 Muncul Lagi, Sempat Dikritik Langgar Lockdown

Sebagian besar orang diharuskan tinggal di rumah, kecuali mereka memiliki alasan mendesak untuk pergi keluar.

Sebanyak 71 kasus lokal baru dilaporkan di Selandia Baru, semuanya terdeteksi di Auckland, naik drastis dari 55 hari sebelumnya.

"Jumlah kasus baru ini sebenarnya wajar, karena kita sedang berada dalam pandemi, namun ini tidak terduga," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Selandia Baru, Caroline McElnay.

Sekitar 2,49 juta atau 59 persen warga Selandia Baru yang memenuhi syarat untuk menjalani vaksinasi telah sepenuhnya divaksinasi Covid-19.

Para pejabat Selandia Baru berjanji akan mengakhiri lockdown setelah 90 persen populasinya sudah divaksinasi.

Saat ini, para pejabat ingin bisa mencapai 100.000 ribu dosis suntikan dalam satu hari saat acara imuniasi massal pada Sabtu (16/10/2021) mendatang.

Dalam serangan virus corona varian Delta, Selandia Baru hanya mencatat 4.472 kasus Covid-19 dan 28 kematian selama pandemi berlangsung.

Meskipun terjadi lonjakan, angka ini tetap lebih rendah daripada banyak negara lainnya yang memiliki populasi sebanding.

Selandia Baru Menyerah Kejar Strategi Nol Kasus Covid-19

Pemerintah Selandia Baru menyatakan, mereka akan menanggalkan strategi nol kasus Covid-19 karena merebaknya varian Delta.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, "Negeri Kiwi" melaporkan 4.409 kasus virus corona dan 27 kematian.

Tetapi pada Agustus, tetangga Australia itu kembali mengalami lonjakan kasus, membuat kota Auckland berada dalam lockdown panjang.

Meski sudah enam pekan menerapkan karantina wilayah, pada Selasa (5/10/2021), mereka masih melaporkan 24 kasus Covid-19 baru, kebanyakan ditemukan di Auckland.

Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebut varian Delta seperti tentakel yang sulit untuk dilepas.

"Patut dicatat, sebelumnya kami bisa mengendalikan sebagian besar wabah. Tapi seperti yang Anda lihat, Delta membuat nola kasus sulit dicapai," ujarnya.

Ardern menekankan, periode pembatasan ketat yang dia terapkan tidak lagi bisa mengurangi angka infeksi Covid-19.

PM Selandia Baru itu menerangkan, transisi hidup bersama virus sudah direncanakan oleh pemerintahannya.

Tetapi, varian Delta menyebabkan mereka harus mempercepat pelaksanaan kebijakan itu.

Meski begitu, Ardern tidak memberi penjelasan gamblang kapan mereka akan beralih dari strategi nol kasus virus corona.

Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Sudah Miliki Kekebalan Covid-19, Kemenkes Siapkan Survei Antibodi

Baca juga: Korea Selatan akan Masukkan Gangguan Menstruasi dalam Daftar Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19

"Kami membutuhkan lebih banyak orang yang telah divaksinasi, menjangkah lebih banyak kawasan pinggiran dan kelompok umur," kata dia.

Kementerian kesehatan menyatakan, sebanyak 49 persen populasi sudah divaksin penuh, dengan 79 persen mendapatkan dosis pertama.

Ardern melanjutkan, publik membutuhkan sertifikat telah divaksin jika ingin mengakses konser musik atau perkumpulan jumlah besar mulai November.

"Jika kalian sudah memesan liburan musim panas, inilah saatnya kalian berangkat dan divaksin," tegas Ardern.

Selandia Baru menjadi negara terbaru di dunia yang mulai membuka peluang untuk "hidup berdampingan" bersama corona.

PM Australia Scott Morrison pada Agustus berujar, negaranya akan melonggarkan pembatasan begitu vaksinasi mencapai 80 persen.

Pekan lalu, dia mengumumkan peta strategi untuk membuka kembali perbatasan bagi warga yang sudah divaksin mulai November.

Sementara itu, penerbangan internasional untuk yang bukan warga "Negeri Kanguru" kemungkinan masih ditutup hingga tahun depan.

Ardern melanjutkan, dia tidak menyesal memberlakukan strategi nol kasus Covid-19 selama 18 bulan terakhir karena terbukti menyelamatkan banyak nyawa.

"Kebijakan eliminasi saat itu diperlukan karena kami belum menerapkan vaksinasi. Kini kami sudah mempunyainya," paparnya.

(TribunTernate.com/Ron)(Kompas.com/Ardi Priyatno)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved