Nama Tokoh Pendiri Turki Dijadikan Nama Jalan, HNW: Harusnya Wagub DKI Pertimbangkan Masyarakat
Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024, Hidayat Nur Wahid, menanggapi pemberian nama Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama satu ruas jalan di DKI Jakarta.
TRIBUNTERNATE.COM - Wacana pemberian nama ruas jalan di DKI Jakarta dengan nama tokoh pendiri negara Turki, Mustafa Kemal Ataturk, saat ini tengah menjadi sorotan.
Hal itu juga mendapat tanggapan dari Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024, Hidayat Nur Wahid.
Melalui sebuah cuitan yang diunggah pada Senin (18/10/2021) di akun Twitter @hnurwahid, Hidayat Nur Wahid me-retweet sebuah artikel online berjudul "Wagub DKI: Tokoh Turki Ataturk Akan Jadi Nama Jalan di Jakarta".
Dalam cuitannya itu, Hidayat Nur Wahid menyampaikan tanggapannya dan menandai akun Twitter milik Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Ia pun menyebut bahwa seharusnya Ahmad Riza Patria mempertimbangkan pendapat masyarakat tentang pemberian nama tokoh Turki untuk nama jalan di Jakarta.
Sebab, menurut pria yang akrab disapa HNW itu, sebagian besar masyarakat menolak wacana tersebut.
Hidayat Nur Wahid mengatakan, seharusnya hubungan bilateral antara Turki dan Indonesia harus ditingkatkan dan tidak perlu diwarnai dengan wacana yang ia sebut kontroversial itu.
"Harusnya Wagub @ArizaPatria, memperhatikan respons Rakyat al dg cuitan2 thd wacana menjadikan Kemal Pasya Ataturk sbgmn nama jalan di Jakarta."
"Mayoritas mutlak mereka MENOLAK. Harusnya hubungan yg baik Turki Indonesia ditingkatkan, jangan dicederai dg wacana kontroversial spt ini." tulis Hidayat Nur Wahid dalam cuitannya.
Baca juga: Final Thomas Cup 2021, Terdengar Teriakan Berbahasa China yang Dukung Indonesia, Masih Jadi Misteri
Baca juga: Panduan Kemenag RI tentang Penggunaan Pengeras Suara untuk Azan di Masjid, Langgar dan Mushala
Baca juga: Erick Thohir Curhat kepada Jokowi: Saat Diperintah Jadi Menteri BUMN, Terus Terang Beban, Bapak
Nama Ataturk dalam Mustafa Kemal Ataturk berarti Bapak Orang Turki.
Ia disebut demikian karena telah membebaskan rakyat dari penjajahan dan pelopor modernisasi negara tersebut.
Sejatinya, Mustafa Kemal Ataturk lahir dengan nama Ali Rıza Oglu Mustafa atau Mustafa anak Ali Riza, yang kemudian akrab dipanggil dengan Kemal Pasha Ataturk.
Julukan Bapak Orang Turki atau Ataturk diberikan kepada Kemal oleh parlemen pada 1934 atas jasanya membangun Turki menjadi negara sekuler yang modern.
Pria yang juga dikenal dengan nama Gazi Mustafa Kemal Pasha itu adalah seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu.
Ia juga menjadi pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Tindakan Resiprokal dan Bentuk Diplomasi antara Dua Negara
Pemberian nama Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama sebuah ruas jalan di DKI Jakarta merupakan balasan dari Indonesia kepada Pemerintah Turki yang sebelumnya telah menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno.
Langkah Turki yang menjadikan nama Presiden Ir Soekarno sebagai nama salah satu jalan penting di negaranya itu disampaikan langsung oleh Menteri luar negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi usai melakukan lawatan ke Ankara, Turki, Selasa (12/10/2021).
Dikutip dari Tribunnews.com, Duta Besar RI untuk Turki, Lalu M Iqbal saat dihubungi Tribunnews, Jumat (15/10/2021) menyatakan sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI terkait penamaan jalan di ibu kota dengan nama pendiri Republik Turki tersebut.
Pengajuan kepada Pemprov DKI berlangsung pada April 2021 lalu dan disambut langsung oleh Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.
Lalu M Iqbal mengatakan, awal mula tercetusnya nama Jalan Ahmet Soekarno merupakan permintaan dari pihak KBRI Ankara, karena nama jalan di depan gedung baru KBRI adalah Jalan Belanda.
KBRI pun mengajukan nama jalan Ahmet Soekarno karena memang belum ada nama jalan berbau Indonesia di Turki.
“Yang request KBRI sebetulnya. Karena nama jalan di depan gedung baru KBRI adalah Jalan Belanda dan memang karena belum ada nama jalan berbau Indonesia di Turki,” kata Dubes RI untuk Turki itu.
Namun, pemerintah Turki ingin pemberian nama dilakukan secara resiprokal (saling berbalas).
Menurutnya, hal itu adalah hal yang lumrah sebagai salah satu cara berdiplomasi.
“Pihak Turki meminta resiprositas dan itu dipenuhi oleh Pemda DKI atas permintaan KBRI juga. Ini lumrah saja,” ujarnya.
KBRI Ankara mengajukan pemberian nama tokoh besar Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebagai nama jalan di Ibu Kota DKI Jakarta.
Meski demikian, hingga saat ini KBRI dan Pemprov DKI masih menunggu usulan nama lengkap dari Pemerintah Turki sendiri.
Peresmian jalan bernama tokoh besar Turki kemungkinan akan dilakukan ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke Indonesia pada 2022 mendatang.
Wacana kunjungan itu juga masih dalam pembahasan kedua negara.
Terkait lokasi jalan tersebut, Dubes RI Lalu M Iqbal telah meminta untuk melakukan konfirmasi langsung dengan Pemprov DKI.
Baca juga: Arab Saudi Kembali Buka Ibadah Umrah, HNW: Kalau Bisa Jokowi Komunikasi Langsung dengan Raja Salman
Baca juga: Polri Minta Maaf & Cabut Telegram Larang Media Siarkan Arogansi Polisi, Hidayat Nur Wahid: Itu Baik
Baca juga: Masjidil Haram di Mekkah Dibuka dengan Kapasitas Penuh, Stiker Jaga Jarak Sosial Dihapus
Tanggapan Akademisi tentang Nama Tokoh Pendiri Republik Turki Dijadikan Nama Jalan di Ibu Kota
Pemerintah DKI Jakarta berencana mengubah satu nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Hal ini pun menuai polemik baik pro maupun kontra dari berbagai kalangan,
Akademisi Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Dr. Syauqillah berpendapat penamaan jalan merupakan bentuk hubungan resiprokal dalam konteks diplomasi kedua negara, di mana founding father (pendiri) Republik Indonesia Ir. Soekarno telah menjadi nama jalan di ibukota Turki, Ankara.
"Ataturk dalam bahasa Turki berarti bapak Turki, memiliki kesamaan peran historis dengan Soekarno dalam konteks perlawanan terhadap kolonialisme," kata Syauqillah di Jakarta, Senin (18/10/2021) sebagaimana diwartakan Tribunnews.com.
Menurut Syauqillah, Presiden Turki saat ini Recep Tayyip Erdogan yang memiliki banyak simpatisan dan pengagum di Indonesia, adalah sosok yang mengagumi Mustafa Kemal Ataturk.
Hal itu, lanjutnya, seringkali ditemukan dalam sejumlah peresmian megaproyek Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP), di mana terlihat foto Erdogan bersanding dengan Kemal Ataturk.
"Ada pandangan di Turki bahwa Erdogan adalah sosok yang mampu mentransformasikan ajaran Mustafa Kemal Ataturk di era modern saat ini," ujarnya.
Ia menegaskan, Mustafa Kemal Ataturk adalah sosok yang berhasil menanamkan nilai-nilai persatuan, yang menjadikan Turki dapat melewati beberapa fase sulit dalam kesejarahannya.
Berbeda dengan dunia Arab lainnya, yang mudah sekali terjadi perpecahan bahkan konflik internal.
Nilai nasionalisme yang ditanamkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dapat dinilai menyatukan Turki saat peristiwa Gezi Park 2013, demo yang berlangsung selama hampir sebulan penuh saat itu.
Banyak pengamat luar negeri yang menilai Turki akan terdampak Arab Spring dan memiliki nasib seperti beberapa negara tetangganya, mengalami konflik internal, tetapi nyatanya Turki tetap bersatu.
"Perlawanan percobaan kudeta 2016 juga dapat memperlihatkan betapa nasionalisme yang diwariskan oleh Kemal Ataturk mampu menggerakan demonstran melawan percobaan kudeta, hanya dengan bekal genggaman bendera Turki," tukasnya.
Penjelasan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan pemberian nama presiden pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di ibu kota merupakan bentuk kerjasama dengan pemerintah Turki.
"Jadi memang ada keinginan dari kita dan dari pemerintah Turki agar ada nama dari (tokoh) kita yang ada di Turki dan nama tokoh dari Turki," kata Ariza, sapaan karibnya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (17/10/2021).
Rencana ini merupakan bentuk timbal balik atas dijadikannya nama presiden pertama RI, Ir Soekarno, sebagai nama ruas jalan di depan kantor KBRI Ankara, yakni Jalan Ahmet Soekarno.
Namun Riza tidak membeberkan ruas jalan mana yang akan diberi nama dengan Mustafa Kemal Ataturk, pun apakah lokasi benar di wilayah Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
"Nanti akan disampaikan ya," ujarnya.
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Tribunnews.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ternate/foto/bank/originals/hidayat-hnw.jpg)