Seorang Wanita Dirudapaksa di Gerbong Kereta, Tak Ada yang Menolong Meski Penumpang Lain Melihat
Seorang wanita dirudapaksa di dalam kereta sementara para penumpang lain yang melihat tidak menolongnya.
TRIBUNTERNATE.COM - Seorang wanita dirudapaksa di dalam kereta sementara para penumpang lain yang melihat tidak menolongnya.
Kejadian ini terjadi di Philadelphia Amerika Serikat (AS) pada Rabu (13/10/2021).
Para penumpang kereta lainnya menyaksikan kejadian tersebut, namun tidak ada yang membantu korban dan bahkan tidak menelepon 911.
Kejadian tersebut bermula saat seorang pria yang diidentifikasi bernama Fiston Ngoy, duduk di sebelah seorang wanita sekitar pukul 10 malam di kereta api yang menuju ke barat di Market-Frankford Line menuju 69th Street Transportation Centre.
Melansir The Strait Times, Andrew Busch, juru bicara Otoritas Transportasi Pennsylvania Tenggara (Southeastern Pennsylvania Transportation Authority/SEPTA) mengatakan bahwa Ngoy berusaha menyentuh korban beberapa kali.
Korban sempat mendorong pelaku ke belakang dan mencoba menghentikan pelaku agar tidak menyentuhnya.
"Kemudian, sayangnya, dia berhasil merobek pakaiannya," kata Busch.
Baca juga: Kasus Ayah Diduga Perkosa Tiga Anaknya di Luwu Timur, Menteri PPPA: Kasusnya Mungkin Dibuka Lagi
Baca juga: 21 Staf WHO Rudapaksa 50 Wanita di Kongo selama Wabah Ebola, 29 Orang Korbannya Hamil
Kejahatan itu berlangsung sekitar delapan menit, dan ironisnya tidak ada penumpang di gerbong yang turun tangan.
"Saya terkejut dengan mereka yang tidak melakukan apa pun untuk membantu wanita ini," kata Timothy Bernhardt, pengawas Departemen Kepolisian Upper Darby Township.
"Siapa pun yang berada di kereta itu harus berkaca dan bertanya (kepada diri sendir) mengapa mereka tidak campur tangan atau mengapa mereka tidak melakukan sesuatu."
Ngoy, 35, didakwa dengan pemerkosaan, penyerangan seksual dan penyerangan tidak senonoh tanpa persetujuan.

Ada sejumlah penumpang berada di gerbong, tetapi Bernhardt menolak untuk mengatakan jumlah pastinya.
Penyelidik masih bekerja untuk menentukan jumlah pastinya.
Meskipun tidak ada "puluhan orang" di dalam gerbong pada saat itu, Bernhardt mengatakan, ada cukup banyak orang, dan mestinya secara kolektif, mereka bisa bersatu dan melakukan sesuatu.
Baca juga: LBH Makassar Temukan Kejanggalan dalam Proses Kasus Dugaan Ayah Perkosa 3 Anak di Luwu Timur
Baca juga: Anak 9 Tahun Dibacok dan Dibawa Kabur setelah Bela Ibunya yang Diperkosa, Pelaku Berhasil Ditangkap
Dia menambahkan bahwa penyelidik telah menerima laporan tentang beberapa penumpang yang merekam kejadian itu di ponsel mereka.
Namun polisi belum mengkonfirmasi laporan tersebut.
Korban bisa tertolong karena seorang staf otoritas transportasi menaiki kereta itu.
Petugas melihat apa yang terjadi dan segera menelepon 911.
Setelah itu, seorang petugas polisi berlari ke kereta dan menangkap pria ini saat beraksi dan membawanya ke tahanan.
Rekaman kamera pengawas yang sedang diperiksa oleh pihak berwenang tidak mengandung audio.
Tapi berdasarkan rekaman yang diperiksa, jelas penumpang memiliki kesempatan campur tangan untuk menolong korban.
Menurut Bernhardt, para penumpang di kereta api yang tidak melakukan intervensi dapat dituntut secara pidana jika mereka merekam serangan itu.
Ia juga menambahkan bahwa kantor kejaksaan Delaware akan membuat keputusan seperti itu setelah polisi menyelesaikan penyelidikan dan menyerahkan temuan mereka.
(TribunTernate.com/Qonitah)