Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pimpinan KPK 'Ngeles' Soal Raker di Yogya, Giri dan Novel Baswedan Sebut Antikritk dan Suka Bohong

Bukannya memberikan penjelasan, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut beberapa mantan pegawai yang mengkritik itu juga pernah mengikuti raker serupa.

Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, turut menanggapi pernyataan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron yang menyebut beberapa mantan pegawai yang mengkritik itu juga pernah mengikuti raker serupa. 

Menurut Giri, sewaktu dirinya dan 57 pegawai lainnya masih bekerja di KPK, mereka konsisten mengkritik pergeseran nilai tersebut.

Namun, ia menduga pimpinan tak suka dengan sikap itu, sehingga menyingkirkan mereka lewat tes wawasan kebangsaan (TWK).

Ia kembali menyebut bahwa rapat kerja yang digelar di hotel bintang lima ialah bentuk pemborosan.

Terlebih, saat ini menurutnya KPK di bawah komando Firli Bahuri cs minim prestasi.

"Raker di hotel bintang lima lengkap dengan kegiatan yang mengada-ada adalah pemborosan keuangan. KPK juga miskin prestasi saat ini, kepercayaan masyarakat menurun drastis, pimpinan dan pegawai terbukti melanggar berat etika, bahkan ada yang terbukti pidana," lanjut Giri.

Oleh karena itu, kata Giri, dalih rapat kerja untuk penyesuaian struktur kelembagaan hanyalah argumen dangkal.

"Karena di saat yang sama mereka merusak kekompakan dan kesatuan KPK melalui polemik TWK dan program yang kontroversial," ujarnya.

Baca juga: Akibat Krisis Iklim, Dunia Kini Hadapi Ancaman Gelombang Panas yang Tak Tertahankan

Baca juga: Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, Buruh: Pemerintah Hanya Butuh Rakyat Saat Pemilu

Baca juga: WHO Waspadai Varian Baru Corona AY.4.2 yang Telah Menyebar di Seluruh Inggris dan Negara-Negara Lain

Kritikan terhadap pernyataan Nurul Ghufron yang menyebut eks pegawai KPK dulu pernah mengikuti agenda serupa juga datang dari Novel Baswedan.

Dalam sebuah utas pendek yang diunggah di akun Twitter @nazaqistsha pada Kamis (28/10/2021), Novel Baswedan menyertakan artikel berita online yang berjudul "Pimpinan KPK Balas Kritik Novel Baswedan: Giri-Febri Dulu Juga Ikut Raker".

Lewat komentar retweet artikel itu, Novel Baswedan menilai bahwa suka berbohong adalah salah satu kelebihan pimpinan KPK saat ini.

Menurutnya, rapat kerja KPK sebelumnya digelar paling mentok hanya di hotel bintang tiga, kawasan Puncak, Bogor.

Ia juga menjelaskan bahwa rapat kerja KPK dulu tidak pernah digelar di hotel mewah berbintang lima, hingga mem-booking satu rumah makan, dan menggelar acara sepeda santai di jam kerja.

Secara implisit, Novel Baswedan menantang para pimpinan KPK agar bisa menunjukkan bukti bahwa rapat kerja terdahulu digelar serupa dengan rapat kerja saat ini.

"Salah satu kelebihan Pimp KPK skrg adl suka berbohong. Sblmnya raker KPK paling di hotel bintang 3, puncak Bogor. Tdk pernah di hotel bintang 5, booking 1 rumah makan & acara sepeda santai di jam kerja. Coba ditunjuk dgn jelas." tulis Novel Baswedan.

Tangkap layar cuitan Novel Baswedan
Tangkap layar cuitan Novel Baswedan (Twitter/nazaqistsha)

Kemudian, Novel Baswedan mempertanyakan berapa besar biaya yang dikeluarkan KPK jika rapat kerja digelar di Yogyakarta, diikuti 100an orang dengan naik pesawat terbang sebagai moda transportasinya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved