Risma Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara, Putra Dewi Yull: Harusnya Pertanyaannya Diganti
Salah satu aktivis tuli Indonesia sekaligus juru bahasa isyarat, Surya Sahetapy, pun menyoroti aksi yang dilakukan oleh Mensos RI Tri Rismaharini.
Di stand pameran lukisan penyandang tunarungu, ada dua anak tunarungu yang diajak Risma ke atas panggung, yakni Anfil dan Aldi.
Pada saat itulah, Risma meminta mereka untuk berbicara.
Anfil yang merupakan penyandang disabilitas mental dan rungu diminta menyampaikan hal yang ingin disampaikan pada Risma secara langsung.
Ia pun kemudian berbicara.
Sementara itu, Aldi yang juga penyandang disabilitas autisme dan ada gangguan dalam berkomunikasi diminta berbicara, tetapi tidak kunjung berbicara.
"Kamu sekarang Ibu minta bicara enggak pakai alat. Kamu bicara Aldi," kata Risma dikutip Kompas.com, Kamis (2/12/2021).
"Bisa kamu bicara," kata dia menegaskan.
Tindakan Risma ini pun mendapat kritik dari salah satu penyandang disabilitas tunarungu bernama Stefan.
Stefan mengatakan, bahasa isyarat sangat penting bagi penyandang tunarungu.
Menurutnya, meski anak tunarungu menggunakan alat bantu dengar, mereka tidak seharusnya dipaksa untuk berbicara.
"Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasanya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan.
Tri Rismaharini pun menanggapi kritikan Stefan.
Risma menjelaskan bahwa ia tidak melarang para penyandang tunarungu untuk menggunakan bahasa isyarat.
Namun, ia hanya ingin para penyandang disabilitas selalu memaksimalkan penggunaan anggota tubuh yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
"Jadi karena itu kenapa Ibu paksa kalian untuk bicara. Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Mulut, mata, telinga," kata dia.