Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Risma Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara, Putra Dewi Yull: Harusnya Pertanyaannya Diganti

Salah satu aktivis tuli Indonesia sekaligus juru bahasa isyarat, Surya Sahetapy, pun menyoroti aksi yang dilakukan oleh Mensos RI Tri Rismaharini.

Instagram/suryasahetapy
Aktivis tuli sekaligus putra ketiga aktor Ray Sahetapy dan penyanyi Dewi Yull, Surya Sahetapy. 

Kata Pemerhati Disabilitas: Seharusnya Penggunaan Bahasa Isyarat Didukung

Pemerhati penyandang disabilitas Slamet Thohari menilai seharusnya Mensos Risma tidak meminta penyandang tunarungu untuk berbicara.

Slamet menjelaskan, bahasa isyarat adalah hak bagi penyandang disabilitas khususnya tunarungu dan sudah di atur dalam Undang-undang.

Menurut dia, Risma mestinya justru mendukung penggunaan bahasa isyarat bagi penyandang tunarungu.

"Seharusnya Ibu menteri menyosialisasikan bahasa isyarat, bukannya memaksa tuli melakukan bicara," kata Slamet kepada Kompas.com, Kamis.

Risma Angkat Bicara: Minimal Bisa Minta Tolong

Setelah ramai pemberitaan mengenai paksaan berbicara terhadap tunarungu, Tri Rismaharini akhirnya angkat bicara.

Kontras dengan pernyataan sebelumnya, Risma mengaku dirinya tak bermaksud memaksa penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara.

Mantan Wali Kota Surabaya ini menjelaskan, ia hanya meminta penyandang disabilitas tunarungu untuk mencoba berbicara.

"Saya enggak maksa. Untuk apa saya maksa. Itu pilihan. Tapi saya ingin kalau kondisi tertentu dia bisa menyelamatkan dirinya dengan seluruhnya," kata Risma di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis.

Risma hanya ingin para penyandang disabilitas tunarungu bisa berbicara setidaknya minta tolong jika berada dalam situasi berbahaya.

Sebab, saat masih menjadi Wali Kota Surabaya, ia pernah mendengar ada penyandang disbilitas tunarungu yang pernah diperkosa dan hampir tenggelam, tetapi tidak bisa bersuara meminta tolong.

"Kalau enggak dua kali tiga kali. Itu ada anak tunarungu diperkosa. Itu yang saya sedih, kenapa saya kemarin mengajarkan (berbicara). Minimal dia bisa bilang tolong," ucapnya.

Selain itu, Risma juga melihat perkembangan Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia, dalam kelancaran berbicara.

Menurutnya, sekitar 4 atau 5 tahun lalu saat masih menjadi Wali Kota Surabaya, bicara Angkie masih belum begitu lancar.

Namun, sekarang saat Risma telah menjadi Mensos dan bertemu Angkie kembali, menurutnya Angkie sudah lebih fasih berbicara karena sering melatih diri.

"Saya ketemu lagi setelah sekian tahun dan saya bisa jadi menteri. Saya pikir mbak Angkie kok bagus ngomongnya. Ternyata dia melatih diri terus," ucap dia.

(TribunTernate.com/Rizki A.) (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved