Virus Corona
Omicron Merebak, WHO Peringatkan Negara Kaya untuk Tidak Menimbun Vaksin Covid-19 buat Booster
WHO memperingatkan negara-negara kaya agar tidak menimbun vaksin Covid-19 untuk booster dalam menghadapi virus corona varian baru Omicron.
Data awal rumah sakit dari Afrika Selatan menunjukkan kurang dari sepertiga pasien yang dirawat selama gelombang terakhir terkait dengan Omicron menderita penyakit parah, dibandingkan dengan dua pertiga pada tahap awal dari dua gelombang terakhir.
Hanya 7,5 persen dari lebih dari satu miliar orang di Afrika telah mendapatkan vaksin primer.
UMUR SIMPAN VAKSIN YANG SINGKAT
Pasokan untuk program berbagi vaksin COVAX global yang dijalankan oleh WHO dan badan amal GAVI telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena sumbangan dari negara-negara kaya dan setelah India melonggarkan batasan ekspor vaksin.
Namun, tak berapa lama, WHO melalui Kate O'Brien mengeluarkan peringatan terhadap negara-negara kaya ini.
Menurut Kate O'Brien, masalah utama bagi COVAX adalah negara-negara kaya menyumbangkan vaksin dengan umur simpan yang relatif singkat.
Kata WHO, dalam beberapa bulan terakhir, pemberian dosis vaksin primer harus menjadi prioritas dan panel penasihat vaksinnya merekomendasikan pada Kamis lalu, bahwa orang-orang yang kekebalannya terganggu atau menerima vaksin yang tidak aktif harus menerima booster.
Infeksi virus corona telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China bagian tengah dua tahun lalu.
Lebih dari 267,28 juta orang telah terinfeksi Covid-19 dan hampir 5,6 juta orang meninggal dunia, menurut penghitungan Reuters.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dunia tidak berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target vaksinasi dan bahwa Omicron menggambarkan "situasi berbahaya" di dunia.
Inggris saat ini pun tengah berjuang untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat guna memperlambat penyebaran Omicron, apalagi terungkap adanya dugaan pesta lockdown di kediaman Perdana Menteri Boris Johnson yang berikutnya memicu protes atas kemunafikan.
Boris Johnson pun meminta maaf di parlemen atas video yang menunjukkan staf menertawakan sebuah pesta di Downing Street selama lockdown Covid-19 pada Natal 2020 ketika perayaan semacam itu masih dilarang.
Pasar saham dunia terhenti di level tertinggi dalam dua minggu pada Kamis kemarin, karena meningkatnya pembatasan di beberapa bagian dunia untuk menahan penyebaran Omicron.
Pada Kamis kemarin pula, Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Afrika, John Nkengasong mengatakan bahwa Serum Institute of India (SII), pembuat vaksin terbesar di dunia, telah mengecewakan Afrika dengan menarik diri dari diskusi tentang upaya memasok vaksin.
Hingga artikel sumber ini diturunkan, SII juga belum menanggapi permintaan komentar dari pewarta.