Virus Corona
Juru Bicara Satgas Covid-19: Indonesia Belajar dari 3 Negara untuk Antisipasi Masuknya Omicron
Untuk mengantisipasi masuknya Omicron, Indonesia belajar penanganan pandemi dari tiga negara di dunia, yakni Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan.
TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 telah berlangsung selama hampir dua tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, sudah ada sejumlah varian baru virus yang diwaspadai, salah satunya adalah Omicron.
Untuk mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 Omicron, Indonesia belajar penanganan pandemi dari tiga negara di dunia, yakni Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito.
Ketiga negara tersebut telah menerapkan karantina dan pembatasan pelaku perjalanan internasional.
Wiku mengatakan dibandingkan kondisi negara-negara di Eropa, kondisi Geografis Indonesia merupakan nilai positif dalam menerapkan karantina dan pembatasan pelaku perjalanan.
"Indonesia dengan bentuk negara kepulauan dapat menerapkan kebijakan perjalanan internasional dan karantina dengan lebih mudah," kata Wiku, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Tak Perlu Panik, Ini Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua jika Anak Alami KIPI Usai Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Pilu Korban Pemerkosaan Herry Wirawan: Masih Trauma Hebat, Orangtua Sulit Terima Kenyataan
Baca juga: Antisipasi Omicron, Luhut Minta Masyarakat Tidak Bepergian ke Luar Negeri
Negara-negara di Eropa mengalami peningkatan kasus konfirmasi Omicron akibat dekatnya perbatasan antar negara dalam 1 daratan.
Selain tingkat ketergantungan antarnegara dan mobilitas penduduk lintas negara.
Di Inggris misalnya, menurut Wiku, data menunjukkan bahwa negara Britania tersebut mengalami kenaikan kasus sebesar 51,5 persen dalam 1 bulan terakhir.
Kenaikan ini terjadi setelah adanya penurunan kasus.
Inggris kemudian menerapkan kebijakan pembatasan perjalanan internasional.
"Sayangnya kebijakan yang ditetapkan Inggris ini tidak mampu menahan masuknya varian baru. Saat ini lebih dari 3 ribu kasus yang disebabkan Omicron," kata Wiku.
Hal yang sama juga terjadi di Denmark. Ancaman Omicron datang, saat kasus mengalami peningkatan.
Kasus kemudian melonjak hampir 2000 persen dalam 2,5 bulan.