Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Resmi Jadi Ketua Umum PBNU, Ada 3 PR Besar yang Harus Dibereskan Gus Yahya

Dalam catatan Kiai Maman, Gus Yahya setidaknya punya 3 pekerjaan rumah yang tidak mudah dalam memimpin roda organisasi NU hingga tahun 2026.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. 

TRIBUNTERNATE.COM - KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.

Ia terpilih dalam sidang Muktamar NU ke-34 yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/2012). 

Mantan Juru Bicara Presiden RI di era Gus Dur itu berhasil menyisihkan calon petahana, KH Said Aqil Siradj, melalui pemungutan suara atau voting. 

Menurut hasil perhitungan suara yang dilakukan pada Jumat sekira pukul 06.30 WIB di GSG Universitas Lampung, Gus Yahya unggul dengan meraih 337 suara.

Sementara, KH Said Aqil Siradj hanya mendapatkan 210 suara.

Sebelumnya, para ulama yang dipilih sebagai Ahwa (Ahlu Halli wal Aqdi) oleh muktamirin telah memutuskan secara musyawarah untuk menunjuk KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026. 

Baca juga: BEI Sebut Garuda Indonesia Terancam Delisting dari Bursa, Ini Kata Wakil Menteri BUMN

Baca juga: Rugi Miliaran, 6 Artis Jadi Korban Penipuan selama 2021: Ada Tamara Bleszynski hingga Nirina Zubir

Baca juga: Datangi Komnas Anak, Doddy Keberatan Gala Diasuh H Faisal, Ketua KPAI: Biarkan Dia di Tempat Nyaman

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Maman Imanulhaq mengapresiasi penyelenggaraan Muktamar NU yang berlangsung secara demokratis dan lancar.

Meski sedikit diwarnai perdebatan alot hingga sempat memanas, gelaran 5 tahunan NU itu dianggap sukses dan melahirkan nahkoda baru kepengurusan PBNU

Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini mengatakan, usai proses demokrasi yang melelahkan itu, kini saatnya NU melakukan konsolidasi, merapatkan kembali barisan untuk menyongsong satu abad pengabdian NU. 

Menurut Kiai Maman, NU adalah rumah besar, tempat berjuang bersama semua kalangan yang memiliki prinsip ideologi Islam ahlussunah wal jamaah dan memiliki komitmen Keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan. 

Dalam catatan Kiai Maman, Gus Yahya setidaknya punya 3 pekerjaan rumah yang tidak mudah dalam memimpin roda organisasi hingga tahun 2026 salah satunya yakni penguatan institusi.

Selain itu, di era society 5.0 yang telah berjalan, NU harus menjadi lokomotif untuk melakukan transformasi digital.

Baca juga: Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU, Gus Yahya akan Hidupkan Kembali Cita-cita Gus Dur

Baca juga: Momen Lucu Muktamar ke-34 NU, Ada Pengumuman Sandal Kyai Tertukar saat Proses Penghitungan Suara

Sementara PR lain yang tidak kalah penting adalah penguatan dan pembenahan manajenen sumber daya manusia (SDM) baik di dalam warga Nahdliyin maupun kepada publik pada umumnya. 

"NU tidak hanya sekedar hanya melakukan transformasi digital, tetapi lebih dari itu yakni melakukan penguatan SDM untuk menjawab tantangan zaman," kata Kiai Maman kepada media, Jumat (24/12/2021). 

Sesuai dengan tantangan Presiden Joko Widodo yang dikemukakan saat membuka Muktamar NU, Gus Yahya, menurut Kiai Maman, juga harus mampu menafsirkan serta menjawab harapan Presiden baik di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved