Tolak Disebut Perbudakan, Ini Pengakuan Penghuni Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat
Seorang warga yang merupakan penghuni penjara itu menceritakan bagaimana kehidupannya selama di dalam kerangkeng tersebut.
"Kalo Pak Bupati ngasih, salah satu tujuan saya selain sehat dan bersih ya ada pekerjaan di tempat Pak Bupati," terangnya.
JS mengakui, selama tinggal di kerangkeng tidak memegang ponsel.
Akan tetapi, pihak keluarga diperkenankan untuk menjenguk pada hari Minggu atau hari libur Nasional.
JS menolak menyebut yang dialaminya adalah perbudakan.
"Saat datang, hitungan waktunya bukan menit, tapi beberapa jam. Kalau bagi saya, nyaman lah."
"Saya enggak pernah segemuk ini sebelumnya. Keluarga kan tak ada keluar biaya. Layak."
"Kalo dibilang perbudakan, enggak betul lah," bebernya.
Penghuni Tak Hanya Pecandu Narkoba
Dikutip dari Tribun Medan, fakta baru soal penghuni kerangkeng di rumah Bupati Langkat terungkap.
Ternyata penghuninya tak hanya pecandu narkoba.
Terdapat sejumlah orang yang bukan pengguna narkoba, namun berada di dalam kerangkeng tersebut.
Fakta ini terungkap setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan assesment terhadap sejumlah orang yang berada di dalam kerangkeng tersebut.
"Iya kan tidak semua korban narkoba itu, ada juga yang mungkin maling, mungkin ini nakal ya kan kita juga nggak tahu persis," kata Kepala BNNP Sumut, Brigjen Toga Panjaitan, Rabu (26/1/2022).
Ia menyebutkan, setelah dilakukan pengecekan urine terhadap penghuni penghuni kerangkeng, terdapat dua orang dengan hasil negatif.
"Tujuh positif, dua negatif," ujar dia.