Kerangkeng Manusia Bupati Langkat, Ini Beda Pernyataan Mantan Penghuni dan Migrant Care
Migrant Care menduga adanya praktik perbudakan di kerangkeng manusia Bupati Langkat, tetapi pernyataan berbeda dilontarkan oleh mantan penghuni sel.
Menurutnya, pekerjaan setiap orang di tempat tersebut berbeda-beda.
Ada yang di kebun kelapa sawit, ada yang di bengkel hingga di pabrik.
Saat itu, Jimmy melakukan kegiatan untuk menyortir kepala sawit di pabrik milik sang bupati.
"Bukan di kebun semua, beda-beda, dulu saya di sortasi di pabrik," ungkapnya.
Makanan yang Disediakan Berlebih
Jimmy juga membantah soal pemberian makanan yang tidak layak saat berada di kerangkeng itu.
Ia menyebut, makanan yang diberikan sangat cukup bahkan berlebih.
"Itu tidak benar sama sekali (makanan yang diberi tak layak, red), yang saya alami kalau soal konsumsi itu sangat mencukupi malah berlebihan," jelasnya.
Jimmy mengaku mendapat makan 3-4 kali sehari.
Sarapan pada pukul 07.00 WIB, pukul 12.00 WIB, dan selepas maghrib sekira 18.00 WIB.
Bahkan, saat malam hari, Jimmy menyebut kerap diberi makan kembali.
"Kalau pagi sarapan setengah 7 sudah datang, kadang kalau pagi nasi goreng."
"Menunya diganti, tidak itu terus setiap hari," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Maliana, TribunMedan.com/Satia, KompasTV/Hadi Basri)
Berita lain terkait Penjara di Rumah Bupati Langkat
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Pernyataan Mantan Penghuni Sel dan Migrant Care soal Dugaan Perbudakan di Rumah Bupati Langkat