BNPT Sebut 198 Pesantren Terafiliasi dengan Terorisme, Ini Kata Kemenag dan Pengamat
Terungkapnya sejumlah pondok pesantren yang terafiliasi dengan kelompok terorisme oleh BNPT mendapat sorotan dari beberapa pihak.
Waryono menambahkan, unsur penting lainnya dari pesantren adalah komitmen kebangsaan dan nasionalisme. Sejarah perjuangan bangsa tidak lepas dari kontribusi pesantren.
"Banyak pahlawan bangsa yang lahir dari rahim pesantren. Karenanya, pesantren lekat dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan," sebutnya.
Waryono mengimbau orang tua santri agar selektif saat akan menitipkan putra-putrinya di pesantren.
Orang tua perlu memastikan pesantren yang dipilih adalah lembaga pendidikan yang memenuhi arkanul ma'had sebagaimana diatur dalam regulasi. Para pengasuhnya memiliki sanad keilmuan yang jelas.
"Jangan over generalisasi juga. Ada ribuan pesantren yang bisa menjadi pilihan terbaik buat pendidikan anak-anak Indonesia," pungkas Waryono.
Baca juga: Dirut Perumda Pasar Tangerang Mengundurkan Diri setelah Video Pamer Uang Viral
Baca juga: Diperkirakan Lebih Menular, Sub-varian Omicron BA.2 telah Terdeteksi di 57 Negara
Pengamat: Early Warning bagi Publik
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai, pengeksposan data 198 pesantren terafiliasi jaringan terorisme oleh BNPT merupakan bagian dari early warning bagi publik.
Kendati demikian, ekspos data tersebut dapat menimbulkan resistensi masyarakat terhadap pesantren.
"Sadar atau tidak, ekspos data soal pesantren bisa membuat resistensi masyarakat terhadap pesantren. Sekalipun di sisi lain bagi BNPT itu sebagai early warning bagi publik juga," kata Harits dalam keterangan yang diterima, Rabu (2/2/2022).
Oleh karena itu, pengamat terorisme ini menyarankan BNPT bertemu sekaligus berdialog atau tabayun dengan para pimpinan 198 pesantren tersebut.
Hal ini perlu dilakukan agar ada komunikasi dialogis dan mencegah timbulnya polemik berkepanjangan.
"BNPT perlu undang pimpinan 198 pesantren, biar bisa dialog terbuka bahkan menjadi forum tabayun," ucapnya.
Dalam dialog tersebut, BNPT diharapkan dapat transparan mengenai berbagai hal mendasar terkait metodologi pemetaan pesantren terafiliasi jaringan teroris.
"Hemat saya biar tidak jadi polemik berkepanjangan, kiranya BNPT sudi untuk transparan soal mendasar yaitu metodologi pemetaan 198 pesantren tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Harits menilai BNPT tidak perlu alergi atau bahkan takut dengan dialog dua arah dengan Pimpinan 198 pesantren.