Terkini Internasional
Beri Komentar Rasis soal Konflik Rusia-Ukraina, Pangeran William Dikecam Netizen hingga Tokoh Dunia
Pangeran William menyebut bahwa pertumpahan darah di Ukraina adalah sesuatu yang asing bagi Eropa, ia dianggap menormalkan perang di Afrika dan Asia.
TRIBUNTERNATE.COM - Pangeran William kini tengah menghadapi serangan balasan setelah ia mengatakan bahwa pertumpahan darah di Ukraina adalah sesuatu yang "asing" bagi Eropa, tak seperti konflik di Afrika dan Asia.
Saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu ketiga, pewaris kedua tahta Kerajaan Inggris itu sempat bertemu dengan sukarelawan di Pusat Kebudayaan Ukraina di London.
Pangeran William pun berbicara di depan para sukarelawan bahwa perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia merupakan sesuatu yang asing bagi Eropa.
"Sangat asing melihat ini di Eropa. Kami semua mendukung Anda," kata William dikutip dari The Independent, Kamis (10/3/2022).
Cucu Ratu Elizabeth II itu menambahkan bahwa ia ingin berbuat lebih banyak untuk bisa membantu Ukraina.
"Kami merasa sangat tidak berguna," tambah William.
Perkataan Pangeran William itu pun kemudian memicu kemarahan di media sosial di mana para netizen menyebutnya sebagai seorang yang rasis.
Pangeran William disebut sebagai seseorang yang tidak mengakui sejarah kerajaan kolonial Inggris maupun konflik yang sedang terjadi di Eropa kini.
Baca juga: Harga Mi Instan, Bahan Bakar hingga Bunga Kredit Motor & Rumah Bisa Naik karena Perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Inggris hingga Amerika Serikat, Sejumlah Negara Masuk Daftar Musuh yang Dirilis Rusia
"Pangeran William mengatakan konflik adalah 'sangat asing' (very alien) bagi Eropa, tidak seperti di Asia dan Afrika," tulis aktivis hak asasi manusia, Qasim Rashid.
"Bagaimana Anda yang punya sejarah 1.000 tahun kolonialisme, perang 100 tahun literal, meluncurkan Perang Dunia ke-2, memperbolehkan tindakan genosida, dan mengebom selusin negara sejak 9/11 sendirian, namun Anda membuat pernyataan seperti itu?" tambahnya.
Jurnalis dan penulis buku terkenal di Inggris, Omid Scobie mengatakan bahwa ia tidak terkejut jika Pangeran William mendapatkan serangan balik atas perkataannya.
"Eropa telah menyaksikan beberapa konflik paling berdarah dalam dua abad terakhir--Balkan, Yugoslavia, Jerman, dan Kosovo dan lain-lain. Tapi yang pasti, mari kita normalkan perang dan kematian di Afrika dan Asia," tulis Omid Scobie di akun Twitternya.
Pengguna Twitter lainnya juga ikut menanggapi pernyataan 'rasis' Pangeran William, mereka mengungkit kekejaman leluhur putra sulung Pangeran Charles itu di masa lalu.
"Jadi setelah leluhur Anda, Pengeran William, mencuri, menjajah, menyebabkan genosida, di begitu banyak negeri, Anda memutuskan untuk membuat pernyataan ini?"
"Negara Anda dibangun di atas perang. Ini benar-benar sejarah Anda. Saya tidak keberatan jika semua negara Karibia membatalkan perjalanan Anda," tulis akun @WildFlowerJa.
Diketahui, Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton dijadwalkan untuk mengunjungi Karibia untuk pertama kalinya dan mengunjungi negara-negara lain termasuk Jamaika, Bahama, dan Belize.
Baca juga: Sempat Merenggang, Pangeran Harry & Pangeran William Kembali Jalin Komunikasi Sejak Tuduhan Rasisme
Baca juga: Pangeran William Buka Suara Tanggapi Dugaan Kasus Rasisme yang Diungkap oleh Harry dan Meghan
Beberapa pengguna Twitter juga mengklaim bahwa komentar Pangeran William menunjukkan bahwa dialah yang melontarkan pertanyaan rasis kepada Meghan Markle tentang warna kulitnya dan warna kulit sang putra, Archie.
Salah satu orang yang percaya bahwa Pangeran William-lah yang melontarkan komentar rasis terhadap Meghan Markle adalah ahli strategi politik Amerika, Atima Omara.
"Banyak alasan mengapa saya terus percaya bahwa Pangeran William lah yang bertanya kepada Harry tentang seperti apa warna kulit keponakannya nanti dan bukan anggota keluarga lain, (saya mengetahuinya) saat Meghan mengatakan bahwa hal itu bisa 'merusak' orang yang mengatakannya," tulis Omara di Twitternya.
Hal serupa juga datang dari penulis asal Amerika, Morgan Jerkins, yang yakin bahwa Pangeran William-lah yang melontarkan pertanyaan rasis pada Meghan Markle.
"Komentar Pangeran William tentang Afrika sangat bodoh, sehingga dia tidak melakukan apa pun untuk menghindari desas-desus bahwa dialah satu-satunya di keluarga kerajaan yang bertanya tentang warna kulit Archie," kata Jerkins.

Sebelumnya, seorang penulis Amerika, Christopher Andersen juga menulis dalam buku terbarunya bahwa Pangeran Charles adalah "tokoh kerajaan senior" yang tidak disebutkan namanya yang berspekulasi tentang warna kulit anak-anak masa depan Duke dan Duchess of Sussex.
Tak sedikit pengguna media sosial yang menuntut permintaan maaf dari Pangeran William, karena mereka mengingatkannya pada sejarah Inggris.
Sebagai informasi, komentar 'rasis' Pangeran William muncul di tengah reaksi yang dihadapi media barat di AS, Inggris, dan Prancis dalam beberapa pekan terakhir atas liputan bias rasial tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Komentator politik dari beberapa outlet berita telah menyoroti bagaimana "kulit putih" Ukraina dan kedekatannya dengan barat membuat konflik saat ini begitu dengan rumah mereka.
(TribunTernate.com/Ron)(The Independent)