Virus Corona
Bermutasi Lagi, Kini Telah Terdeteksi Dua Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5
Namun, kata Profesor de Oliveira, garis keturunan tersebut sejauh ini belum menyebabkan lonjakan infeksi di Afrika Selatan.
TRIBUNTERNATE.COM - Ilmuwan Afrika Selatan telah menemukan dua subvarian keturunan baru dari varian Omicron. Garis keturunan tersebut diberi nama BA.4 dan BA.5.
Hal ini diumumkan langsung oleh Profesor Tulio de Oliveira, yang menjalankan lembaga pengurutan gen di negara tersebut.
Namun, kata Profesor de Oliveira, garis keturunan tersebut sejauh ini belum menyebabkan lonjakan infeksi di Afrika Selatan
Akan tetapi, subvarian baru ini telah ditemukan pada sampel dari sejumlah negara.
“Mengingat infeksi, rawat inap, dan kematian yang sangat rendah di Afrika Selatan, kami waspada tentang evolusi yang berkelanjutan, tetapi (kami) tidak khawatir,” kata Prof de Oliveira seperti dikutip The Straits Times.
"Semua ilmu laboratorium tentang netralisasi virus dan vaksin sudah berjalan dan kami memperkuat pengawasan genomik."
Diketahui, Afrika Selatan dan Botswana adalah yang pertama menemukan Omicron pada November tahun lalu, dan Afrika Selatan adalah negara pertama yang terkena gelombang infeksi yang disebabkan oleh varian tersebut.
Sementara itu, subvarian BA.4 dan BA.5, juga telah ditemukan dalam sampel dari Botswana, Belgia, Jerman, Denmark dan Inggris.
Baca juga: Varian Baru Omicron XE, Gabungan dari Omicron BA.1 dan BA.2, jadi Varian Covid yang Paling Menular
Baca juga: CEO Moderna Ramalkan akan Ada Varian Covid-19 yang Lebih Berbahaya di Masa Depan
Kedua garis keturunan tersebut memiliki mutasi pada protein lonjakannya serupa dengan subvarian BA.2.
Protein lonjakan merupakan bagian dari virus yang membantu virus menempel pada sel manusia.
Selain itu, BA.4 dan BA.5 juga dikatakan memiliki beberapa mutasi tambahan.
Kedua subvarian itu, berbeda satu sama lain dalam hal mutasi asam amino di luar protein spike.
Selain Afrika Selatan, Botswana juga secara resmi telah mengumumkan penemuan varian tersebut.
Ditemukan varian Covid hibrida, Omicron XE
Sebelumnya, telah ditemukan varian Covid-19 hibrida baru, Omicron XE, dinyatakan sebagai jenis yang paling cepat menular dibandingkan varian-varian sebelumnya menurut penelitian awal.
Varian Omicron XE pertama kali terdeteksi pada pertengahan Januari di Inggris.
Menurut laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris lebih dari 600 kasus telah dilaporkan sejak varian itu ditemukan.
Varian XE adalah sebuah rekombinan, karena terdiri dari materi genetik dari dua varian lain, yakni BA.1 (varian asli Omicron), dan BA.2 (varian baru Omicron yang dikenal sebagai Omicron siluman)
Pada awalnya, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan, tingkat pertumbuhan awal varian XE ini, tidak berbeda secara signifikan dari BA.2.

Namun, dalam sebuah pembaruan pada 25 Maret 2022 lalu, otoritas kesehatan Inggris mengungkapkan data yang lebih baru menunjukkan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8% di atas BA.2.
Mengutip CNBC Chicago, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis informasi serupa, mengutip perkiraan yang menunjukkan bahwa XE 10% lebih mudah menular daripada BA.2.
Namun, WHO mengatakan temuan tersebut memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Baca juga: Orang yang Belum Vaksin Covid-19 Berisiko Terinfeksi Varian BA.1 dan BA.2 pada Waktu Berdekatan
Baca juga: Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Hanya Mampu Melindungi Lansia dari Virus dalam Waktu Sebentar Saja
BA.2 sebelumnya diidentifikasi sebagai varian yang paling menular karena menyebar sekitar 75% lebih cepat dari BA.1.
Sementara itu, di Inggris, pejabat kesehatan memantau dua rekombinan lain: XD dan XF, yang terdiri dari materi genetik dari strain Delta dan BA.1, serta varian XE.
"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikan apakah ia memiliki lebih dari pertumbuhan yang sebenarnya," kata Susan Hopkins, kepala penasihat medis untuk Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Varian rekombinan sendiri, bagaimanapun, bukan merupakan sebuah kejadian luar biasa, menurut pejabat kesehatan.

"Varian rekombinan bukanlah kejadian yang tidak biasa, terutama ketika ada beberapa varian yang beredar, dan beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini," kata Hopkins.
"Seperti jenis varian lainnya, sebagian besar akan mati dengan relatif cepat."
Menurut situs web Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, varian XE saat ini belum dipantau oleh ahli epidemiologi AS.
Selain itu, varian Omicron SE juga tidak belum diberi label sebagai "variant of interest" atau pun "variant of concern."
Meskipun demikian, WHO mengatakan akan terus mempelajari rekombinan ini dan memberikan pembaruan saat bukti lebih lanjut telah tersedia.
(TribunTernate.com/Qonitah)