Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Covid-19 Jadi Penyebab Kematian Terbesar Nomor 3 di AS, Penyakit Apa di Posisi Pertama?

Sepanjang tahun 2021, Covid-19 menjadi penyebab utama ketiga kematian orang di Amerika Serikat (AS).

Facebook/Anies Baswedan
ILUSTRASI Kematian di Indonesia yang disebabkan oleh Covid-19. 

TRIBUNTERNATE.COM - Sepanjang tahun 2021, Covid-19 menjadi penyebab utama ketiga kematian orang di Amerika Serikat (AS).

Bahkan, jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat untuk sebagian besar kelompok umur.

Hal itu diketahui dari hasil penelitian pemerintah AS yang dipublikasi pada Jumat, 22 April 2022.

Covid-19 menjadi penyebab yang mendasari atau berkontribusi pada 460.513 kematian di AS.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, jumlah kematian akibat Covid-19 di tahun 2021 bahkan melonjak hampir 20 persen dari tahun 2020.

Data dalam studi ini diambil oleh para peneliti dari data sertifikat kematian pada kematian yang terjadi selama rentang waktu Januari hingga Desember 2021 di AS.

Setelah melakukan analisis, mereka menemukan bahwa di tahun 2021 tingkat kematian secara keseluruhan di AS adalah yang tertinggi sejak tahun 2003.

Virus corona pun menjadi penyebab utama ketiga, sementara posisi pertama dan kedua diduduki oleh penyakit jantung dan kanker.

Secara keseluruhan, tingkat kematian terendah terjadi pada anak-anak berusia lima hingga 14 tahun.

Sementara, jumlah kematian tertinggi terjadi di antara orang-orang yang berusia 85 tahun ke atas.

Data kematian tersebut hampir sama dengan data kematian AS di tahun 2020.

Tingkat kematian di tahun 2021 memuncak pada bulan Januari dan September.

Baca juga: Inggris Alami Kenaikan Kasus dan Kematian terkait Covid-19 setelah Pembatasan Sosial Dicabut

Baca juga: Penerima Vaksin Sinovac Lebih Mungkin Terinfeksi Covid-19 & 5 Kali Lipat Berisiko Alami Gejala Parah

CDC menunjukkan bahwa Covid-19 berkontribusi pada 111,4 per 100.000 kematian di Amerika Serikat pada tahun 2021, dibandingkan dengan 93,2 per 100.000 kematian pada tahun 2020.

Di tahun 2020, tingkat kematian Covid-19 terendah terjadi pada mereka yang berusia satu hingga empat tahun dan lima hingga 14 tahun.

Sementara, tingkat kematian Covid-19 tertinggi terjadi pada mereka yang berusia 85 tahun ke atas di tahun 2021, angka tersebut turun dari tahun 2020.

Diketahui, ada sebanyak 94.884 kematian yang disebabkan oleh Covid-19 yang terjadi pada mereka yang berusia 85 tahun ke atas.

Sementara, di tahun 2020, jumlah kematian Covid-19 yang terjadi pada mereka yang berusia 85 tahun ke atas ada sebanyak 122.707.

Lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa kelompok usia di bawah 75 tahun mengalami peningkatan kematian yang signifikan.

Studi tersebut juga menemukan bahwa tingkat kematian di AS yang disesuaikan dengan usia secara keseluruhan naik hampir 1 persen dari 2020 hingga 2021.

80 Persen Kasus Kematian Covid-19 di Hong Kong Terjadi pada Orang yang Divaksinasi Sinovac

Sebuah data terbaru menunjukkan bahwa hampir 87 persen warga Hong Kong, China yang meninggal karena Covid-19 adalah mereka yang mendapatkan vaksin dari Sinovac Biotech.

Sebagian besar orang yang meninggal karena Covid-19 di Hong Kong tersebut setidaknya telah divaksinasi satu dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac.

Namun demikian, tetap, sebagian besar kematian di Hong Kong terjadi pada mereka yang belum diimunisasi sama sekali.

Hal tersebut diketahui dari data yang dirilis oleh Ming Pao, surat kabar berbahasa Mandarin yang diterbitkan oleh Media Chinese International.

Melansir The Straits Times, surat kabar tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan analisis data dari Otoritas Rumah Sakit yang melibatkan 5.167 kematian karena Covid-19 di Hong Kong.

Dari data tersebut, ditemukan bahwa 71 persen orang dari kasus kematian yang ada tidak divaksinasi sama sekali.

Ming Pao melaporkan bahwa dari 1.486 orang yang meninggal setelah menerima satu dosis suntikan vaksin Covid-19, 1.292 orang di antaranya mendapatkan suntikan vaksin Sinovac.

Sebagian besar kematian di Hong Kong terjadi di antara orang lanjut usia (lansia) yang kurang divaksinasi, terutama mereka yang tinggal di panti jompo.

Baca juga: Pakar Kesehatan AS Beri Peringatan: Turunnya Kasus Omicron Bukan Akhir Pandemi Covid-19

Baca juga: WHO Sebut 8 Negara Ini Terbebas dari Pandemi Covid-19, Catat Nol Kasus Infeksi

Sejak Omicron merebak di kota tersebut, sudah ada lebih dari 5.400 kematian yang tercatat, dan data itu menjadikan Hong Kong sebagai kota dengan kematian per kapita tertinggi di dunia.

Diketahui, baru ada kurang dari 40 persen dari mereka yang berusia 80 tahun dan lebih tua yang sudah divaksinasi.

Vaksin sinovac sendiri lebih dipercayai oleh orang tua di China. Alasannya, karena sinovac menggunakan teknologi virus yang sudah tidak aktif.

Sehingga, orang yang divaksinasi sinovac hanya akan mengalami efek samping yang ringan. Berbeda jika divaksinasi dengan vaksin mRNA yang diketahui efek sampingnya lebih kuat.

Diketahui, vaksin Sinovac memiliki kemanjuran yang lebih rendah daripada vaksin dari BioNTech. Selain itu, menurut penelitian, Sinovac hanya menawarkan perlindungan terbatas terhadap varian Omicron.

Namun, Sinovac tetap efektif mengurangi risiko penyakit serius dan kematian akibat Covid-19.

Vaksin China tersebut merupakan 60 persen dari semua dosis yang diberikan kepada mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

Banyak ahli, termasuk profesor Universitas Hong Kong dan penasihat pemerintah Yuen Kwok-yung, mengatakan bahwa orang tua dan anak-anak harus mendapatkan vaksin BioNTech. Pasalnya, perlindungan dari vaksin BioNTech terbukti lebih unggul terhadap Omicron.

(TribunTernate.com/Ron)(The Straits Times)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved