Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

China Laporkan Kasus Flu Burung H3N8 Pertama pada Manusia, Akankah Jadi Pandemi Selanjutnya?

Kasus pertama flu burung H3N8 terdeteksi pada seorang anak laki-laki berusia empat tahun dari Provinsi Henan Tengah, China.

Pexels/Oleksandr Pidvalnyi
ILUSTRASI Unggas, hewan yang menularkan flu burung. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pada Selasa, 26 April 2022, Otoritas Kesehatan China telah mencatat infeksi pertama flu burung jenis H3N8 pada manusia.

Meskipun demikian, risiko penyebarannya di antara manusia rendah.

Kasus pertama flu burung H3N8 itu terdeteksi pada seorang anak laki-laki berusia empat tahun dari provinsi Henan Tengah.

Diketahui, ia mengalami demam dan gejala lainnya pada 5 April.

Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada kontak dekat dari pasien tersebut yang turut terinfeksi virus.

Anak tersebut tertular flu burung H3N8 setelah melakukan kontak dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya.

Sebelumnya, flu burung varian H3N8 telah terdeteksi di tempat lain di dunia pada kuda, anjing, burung, dan anjing laut.

Namun, tidak ada kasus H3N8 pada manusia yang dilaporkan sebelumnya.

Baca juga: Puluhan Anak di Dunia Terserang Hepatitis Misterius, Adenovirus 41F Diduga Jadi Penyebab, Apa Itu?

Baca juga: Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Hanya Mampu Melindungi Lansia dari Virus dalam Waktu Sebentar Saja

Baca juga: Virus Corona Varian Omicron Dapat Bertahan hingga 8 Hari pada Permukaan Plastik

ILUSTRASI Unggas, hewan yang menularkan flu burung.
ILUSTRASI Unggas, hewan yang menularkan flu burung. (Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

NHC mengatakan, pada penilaian awal diketahui bahwa varian tersebut belum memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif, dan risiko epidemi skala besar, rendah.

Di sisi lain, banyak jenis flu burung yang berbeda hadir di China dan beberapa menginfeksi orang secara sporadis, biasanya mereka yang bekerja dan harus berinteraksi dengan unggas.

Melansir The Straits Times, negara China sendiri memiliki populasi besar burung ternak maupun burung liar dari berbagai spesies.

Hal tersebut kemudian menciptakan lingkungan yang ideal bagi virus unggas untuk bercampur dan bermutasi.

Meningkatnya pengawasan terhadap flu burung pada manusia juga berarti semakin banyak infeksi yang terdeteksi.

(TribunTernate.com/Ron)(The Straits Times)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved