Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

UAS Ditolak Singapura

Tolak Klaim Pendukung Ustaz Abdul Somad, Cendekiawan Singapura Nilai Negaranya Tidak Islamofobia

Menurut Norshahril, umat muslim di Singapura dihormati dan sangat bebas untuk beribadah, sehingga Singapura bukanlah negara yang Islamophobia.

Youtube/Saling Sapa TV via Tribunstyle
Seorang cendikiawan Singapura, Dr Norshahril Saat, menilai langkah Singapura menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya tidakk Islamophobia seperti yang diklaim oleh pendukung UAS. 

TRIBUNTERNATE.COM - Seorang cendekiawan Singapura, Dr Norshahril Saat, menilai langkah Singapura menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya bukanlah aksi Islamofobia seperti yang ditudingkan oleh pendukung UAS.

Diketahui, Dr Norshahril Saat adalah seorang Senior Fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute.

ISEAS-Yusof Ishak Institute adalah sebuah lembaga penelitian dan badan hukum di bawah lingkup Kementerian Pendidikan di Singapura.

Norshahril dengan tegas mengatakan bahwa negaranya tidak menolak UAS karena berdasarkan agamanya.

Menurut Norshahril, umat muslim di Singapura dihormati dan sangat bebas untuk beribadah, sehingga Singapura bukanlah negara yang Islamofobia atau menunjukkan kebencian, diskriminasi atau prasangka terhadap umat Islam.

"Intinya adalah bahwa Somad tidak dipilih oleh otoritas Singapura berdasarkan agamanya."

"Komunitas Muslim berkembang pesat di Singapura dan bebas menjalankan agamanya, dan Pemerintah Singapura menghormati institusi utama komunitas tersebut, termasuk masjid dan sistem pengadilan Syariah," kata Norshahril dalam sebuah tulisannya yang dimuat oleh Channel News Asia, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Singapura Seriusi Ancaman Pengikut Ustaz Abdul Somad soal Rencana Serangan Mirip Tragedi 9/11 di AS

Baca juga: Singapura Bocorkan Ustaz Abdul Somad Sudah Lama Dipantau karena Pengaruhi Radikalisme di Negaranya

Baca juga: Terungkap Alasan Singapura Tolak Ustaz Abdul Somad: Dia Membuat Komentar yang Rendahkan Agama Lain

Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad (Surya.co.id)

Akan tetapi, menurut Norshahril, yang dilakukan oleh Singapura murni karena melarang semua perilaku yang berpotensi memecahbelah kerukunan umat beragama di negaranya.

"Singapura secara konsisten melarang perilaku apa pun, terlepas dari keyakinan pelaku, yang dapat berpotensi membahayakan kerukunan beragama dan komunal negara tersebut," terangnya.

Norshahril kemudian menyebutkan salah satu contoh tokoh agama lain yang ditolak masuk ke Singapura karena berpotensi memecahbelah umat Muslim dan Kristen.

"Pada 2019, pengkhotbah Kristen Amerika Lou Engle tidak diizinkan datang ke Singapura karena ia membuat pernyataan ofensif terhadap Muslim di sebuah gereja," tuturnya.

Baca juga: 5 Negara Ini Pernah Tolak Ustaz Abdul Somad, Terbaru Singapura, Apa Alasannya?

Kemudian, Norshahril juga menceritakan bahwa belum lama ini, Singapura mencekal film India yang berjudul Kashmir Files karena akan berpotensi memecah belah umat Muslim dan Hindu.

"Baru-baru ini, Singapura melarang film Kashmir Files karena pandangannya yang “provokatif dan sepihak” terhadap Muslim dalam konflik yang sedang berlangsung di Kashmir."

"Menurut Singapura, film tersebut dapat menyebabkan kesalahan representasi agama dan memprovokasi permusuhan antara Muslim dan Hindu," terangnya.

Selain itu, Norshahril mengatakan, ditolaknya UAS masuk ke Singapura juga karena ia dinilai mempromosikan radikalisme.

Padahal, Singapura jelas dan sangat tegas memerangi terorisme.

"(Selain itu), Pemerintah Singapura jelas tegas dalam mencegah kegiatan teroris dan mencegah berakarnya ide-ide radikal," kata Norshahril.

Diketahui sebelumnya, Ustaz Abdul Somad Batubara beserta enam orang rombongannya tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada Senin (16/5/2022).

Namun, mereka ditolak masuk dan dikirim kembali ke Batam.

Sehari setelah kejadian tersebut, Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) memberikan penjelasan terkait alasan menolak UAS.

Mereka menyebut bahwa UAS telah dikenali sebagai seseorang yang menyebarkan ajaran "ekstremis dan segregasi" yang "tidak dapat diterima dalam masyarakat multiras dan multiagama Singapura".

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved