Virus Corona
Pyongyang Sangat Tertutup Soal Data, WHO Yakin Kasus Covid-19 di Korea Utara Makin Parah
WHO menganggap krisis itu semakin parah, bertentangan dengan laporan "kemajuan" Pyongyang.
"Ada banyak pemulihan yang telah dilaporkan, tetapi ada informasi terbatas yang kami dapatkan dari negara saat ini," kata Dr Van Kerkhove.
Korea Utara juga telah menolak vaksin yang ditawarkan oleh WHO dan tetap tidak memvaksinasi satu pun dari sekitar 25 juta warganya.
Sementara itu, Dr Ryan menekankan pentingnya mengekang wabah di negara miskin itu.
"Kami telah menawarkan bantuan pada beberapa kesempatan. Kami telah menawarkan vaksin pada tiga kesempatan terpisah. Kami terus menawarkan," katanya.
Baca juga: Korea Utara Kembali Laporkan 21 Kasus Kematian dan Lebih dari Seratus Ribu Orang Bergejala Demam
Baca juga: Akhirnya Pecah Juga, Korea Utara Hadapi Gelombang I Covid-19, Seluruh Penduduknya Belum Divaksinasi
Dia mengatakan badan kesehatan PBB bekerja dengan China dan Korea Selatan dalam upaya untuk mendapatkan bantuan.
Ia pun memuji sikap yang sangat positif untuk mencoba menangani masalah kolektif ini.
WHO telah berulang kali memperingatkan agar tidak membiarkan virus penyebab Covid-19 menyebar tanpa terkendali.
Antara lain karena kemungkinan besar akan bermutasi dan menghasilkan varian baru yang berpotensi lebih berbahaya.
"Kami tidak ingin melihat penularan intens penyakit ini pada populasi yang rentan, dalam sistem kesehatan yang telah melemah," kata Dr Ryan.
"Ini bukan (hal yang benar), ini tidak baik untuk rakyat (Korea Utara). Ini tidak baik untuk kawasan. Ini tidak baik untuk dunia."
Mengutip The Straits Times, KCNA mengatakan provinsi-provinsi "mengintensifkan" kampanye anti-epidemi mereka, termasuk memberlakukan beberapa penguncian dan blokade pantai, meningkatkan produksi obat-obatan dan pasokan medis, dan melakukan pekerjaan desinfeksi.
Namun, pekerjaan utama seperti bertani terus berlanjut.
Sementara itu, Perdana Menteri Korea Utara Kim Tok Hun memeriksa sepasang pabrik farmasi, di tengah dorongan untuk menempatkan industri obat negara itu pada tingkat baru yang lebih tinggi, termasuk memenuhi standar internasional.
“Produksi dan pasokan obat-obatan yang cukup menjadi prasyarat untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat dalam kampanye anti-epidemi yang ketat saat ini,” katanya.
(TribunTernate.com/Qonitah)