Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ingus Laut di Teluk Bima, NTB: Diduga Fenomena Algae Bloom, Pertamina Pastikan Tak Ada Kebocoran

Di Teluk Bima, fenomena buih ingus laut tersebut diduga disebabkan oleh membludaknya jumlah plankton akibat kesuburan berlebih atau Algae Bloom.

TribunLombok.com/Atina
Teluk Bima saat penumpukan buih gel air akibat plankton beberapa waktu lalu. 

Hal ini menyebabkan meledaknya populasi Phytoplankton sekitar 7 kali lipat dalam temuan laboratorium Pertamina, dan 9 kali lipat dalam temuan laboratorium DLHK.

Baca juga: Kol Priyanto Dipenjara Seumur Hidup, Majelis Hakim: Anggap Remeh dan Tak Hargai Hak Asasi Manusia

Baca juga: Pimpinan Khilafatul Muslimin Ditangkap, Polisi Sebut Ada Kaitan dengan Konvoi Khilafah di Cawang

Baca juga: M Taufik Dipecat Partai Gerindra, Kekalahan Prabowo pada Pilpres 2019 Jadi Salah Satu Penyebabnya

Teluk Bima saat penumpukan buih gel air akibat plankton beberapa waktu lalu.
Teluk Bima saat penumpukan buih gel air akibat plankton beberapa waktu lalu. (TribunLombok.com/Atina)

"Sebenarnya plankton adalah unsur kehidupan laut, sangat baik bagi laut hingga menjadi makanan ikan dan biota laut lainnya, namun bila terlalu banyak, seperti ini hasilnya," ungkap Yusuf menunjuk Buih Ingus Laut.

Hasil dugaan Yusuf tentang pupuk penyebab ledakan plankton Phytoplankton ini juga diperkuat oleh hasil penelitian peneliti Amerika, Ngatia and Taylor.

"Eutrofikasi menyebabkan Agal Blooms atau ledakan populasi Phytoplankton jenis tertentu, and recreation water uses leading to significant economic consequences," (Ngatia and Taylor 2018).

Selain itu, akibat buih atau gel di Teluk Bima ini menyebabkan kerugian baik di bidang ekonomi perikanan maupun pariwisata.

Yusuf menyampaikan, ikan-ikan yang mati di Teluk Bima telah diperiksa secara ilmiah.

Diketahui jenis ikan yang mati merupakan ikan yang hidup di kolom air laut, atau mengambil oksigen tidak terlalu jauh dari permukaan.

Penyebabnya bakteri atau plankton yang tumbuh subur dalam jumlah besar itu mengkonsumsi oksigen. Serta, oksigen juga turut terjebak dalam buih atau gel.

Menyebabkan ikan kehabisan oksigen dan mati.

Pengambilan sample atau contoh buih gel air di Teluk Bima.
Pengambilan sample atau contoh buih gel air di Teluk Bima. (TribunLombok/Atina)

"Mati karena kehabisan oksigen, bukan keracunan," ungkap Yusuf.

Namun, untuk sektor pariwisata, tidak merenggut korban jiwa, tetapi pemandangan yang kurang sedap.

Diketahui bahan organik yang terdapat di gel atau buih tersebut tidak beracun bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan gatal-gatal.

Oleh karena itu, Yusuf bersama pihak lainnya menyarankan masyarakat agar untuk tidak mandi dulu dipantai.

"Kemarin saat Lebaran Idul Fitri, tidak ada orang yang berkunjung ke pantai, bayangkan berapa kerugiannya. Yang seharusnya ramai," tambah Yusuf.

Karena kejadian di Teluk Bima ini, Yusuf bersama pihak lainnya mengajak untuk evaluasi dan koordinasi supaya hal yang sama tidak terulang.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved