Terkini Internasional
Kisah Sedih Warga Ukraina Berusaha Hidup Normal dan Libur Musim Panas di Pantai sekitar Kyiv
Meskipun keadaan negaranya sedang tidak baik-baik saja, mereka pergi mencari hiburan ke tepi sungai Dnipro di Kyiv untuk berlibur senormal mungkin.
TRIBUNTERNATE.COM - Ivan Sukhanov, seorang warga Ukraina biasa berlibur di Laut Hitam bersama keluarganya.
Tahun ini, ia dan keluarganya dari Kyiv bermimpi bepergian ke Mesir.
Tak disangka, pasukan Rusia menyerbu wilayah Ukraina.
Meskipun keadaan negaranya sedang tidak baik-baik saja, mereka akan pergi mencari hiburan ke tepi sungai Dnipro di Kyiv untuk menikmati liburan senormal mungkin, dalam keadaan yang sangat tidak normal.
"Kami ingin melihat piramida (di Mesir) kepada anak-anak, tetapi perang menghancurkan rencana kami," kata Sukhanov yang merupakan seorang insinyur listrik berusia 41 tahun.
"Tahun ini, kami menikmati apa yang ada di sekitar Kyiv, danau, taman. Kami bersantai sebaik mungkin."
Baca juga: Kunjungi Rumah Sakit di Kyiv, Iriana Jokowi Peluk Korban Perang dan Serahkan Bantuan secara Simbolis
Baca juga: Beda Gaya Jokowi Bertemu Zelenskyy & Putin, Ini Kata Pakar soal Kunjungan Jokowi ke Ukraina & Rusia
Kyiv menawarkan banyak pantai berpasir, yang biasanya ramai selama bulan-bulan musim panas.
Tetapi pada akhir pekan pertama bulan Juli, meskipun suhu mendekati 30 derajat C, tidak terlihat masyarakat yang antusias segera bertamasya ke sana.
Melansir The Straits Times, Kota Kyiv masih hidup dan berjalan dalam secara pelan-pelan, meskipun pasukan Rusia telah menarik diri dari pinggiran utara dan timur laut luar tiga bulan lalu untuk memusatkan serangan mereka di wilayah Donbas di Ukraina timur.
Dibandingkan dengan hujan bom di Donbas dan serangan mematikan di selatan negara itu, Kyiv sekarang sudah relatif tenang.
"Kami mulai terbiasa," aku Sukhanov, empat bulan setelah pasukan Rusia memasuki negaranya pada 24 Februari.
"Jadi, ketika peringatan serangan udara berbunyi, kami tidak pergi ke tempat penampungan, kami tidak mengikuti aturan keamanan. Kami hidup sebaik mungkin, berharap semuanya akan baik-baik saja."

Tapi kecemasan yang lebih buruk belum datang mendominasi kehidupan sehari-hari.
Banyak juga yang mengaku terpengaruh dengan peringatan serangan udara yang masih terdengar rutin.
Selain itu, adanya pembatasan jam malam setiap hari, dari pukul 23:00 hingga 05:00, dan karung pasir yang melindungi patung dan bangunan pemerintah membuat mereka sulit untuk melupakan bahwa mereka tinggal di negara yang sedang berperang.
Baca juga: Kesan Iriana Dampingi Jokowi ke Ukraina, Ibu Negara Merinding: Semoga Peperangan Ini Berakhir
Baca juga: FOTO-FOTO Jokowi dan Iriana di Ukraina, Tinjau Bangunan Hancur Akibat Perang hingga Serahkan Bantuan