Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Idul Adha 2022

Idul Adha di Tengah Wabah PMK, Amankah Makan Steak dan Sate? Ini Penjelasannya

Saat ini perayaan Idul Adha berlangsung di tengah merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau (Foot and Mouth Disease/FMD).

Kementan
Ilustrasi penyakit mulut dan kuku pada hewan berkuku belah - Dokter penyakit dalam (internis) senior Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM memberikan penjelasan mengenai aman atau tidaknya mengonsumsi sate dan steak di tengah wabah PMK. 

TRIBUNTERNATE.COM - Idul Adha 2022 telah tiba. Saatnya daging kurban dibagi-bagikan.

Biasanya, daging kurban yang dibagikan berupa daging sapi maupun kambing.

Kemudian, daging akan dimasak menjadi aneka makanan, yang paling sering adalah diolah menjadi steik dan sate.

Kedua hidangan tersebut menjadi yang paling favorit.

Namun, saat ini perayaan Idul Adha berlangsung di tengah merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau (Foot and Mouth Disease/FMD).

Sehingga, muncul pertanyaan, apakah masih aman mengonsumsi steik dan sate saat penyakit PMK merebak?

Baca juga: Fakta Ormas Rampas 16 Sapi Bantuan Kementan RI di Sumedang: Peternak Dipaksa Tandatangan Pernyataan

Baca juga: Sapi Kurban Jokowi untuk Idul Adha 2022: Dibeli dari Warga Lereng Bromo, termasuk Sapi Berprestasi

Baca juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban sesuai Sunnah, Siapa Orang yang Berhak Menyembelih?

Baca juga: Resep Spesial Idul Adha: Sate Kambing Kecap Pedas, Enak dan Mudah Dibuat

ILUSTRASI HEWAN KURBAN - Seekor Sapi dari Desa Gamsungi, kecamatan Tobelo Barat, Halmahera Utara, Maluku Utara, dietapkan Distan jadi sapi Kurban Presiden Jokowi. Jenis Sapi Ongol berusia 6 tahun ini, bobot hidup 88 kg, lingkar dada 215 Cm, panjang tubuh 175 Cm,dan tinggi gumba 175 Cm.
ILUSTRASI HEWAN KURBAN - Seekor Sapi dari Desa Gamsungi, kecamatan Tobelo Barat, Halmahera Utara, Maluku Utara, dietapkan Distan jadi sapi Kurban Presiden Jokowi. Jenis Sapi Ongol berusia 6 tahun ini, bobot hidup 88 kg, lingkar dada 215 Cm, panjang tubuh 175 Cm,dan tinggi gumba 175 Cm. (Tribunternate.com/Randi Basri)

Terkait pertanyaan tersebut, dokter penyakit dalam (internis) senior Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM memberikan penjelasan lewat utas di akun Twitter-nya, @ProfZubairi, Minggu (10/7/2022).

Zubairi Djoerban mulanya menyebut bahwa memang wabah PMK saat ini menimbulkan kekhawatiran di tengah perayaan Idul Adha.

Bahkan, hewan kurban diwajibkan mendapat surat keterangan sehat dan bebas PMK.

Kemudian, dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini pun menerangkan bahwa PMK berbeda dari penyakit HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease).

Kata Zubairi Djoerban, PMK adalah penyakit yang menyerang binatang berkuku belah, seperti babi, sapi, dan kambing.

Sementara, HFMD adalah penyakit yang menular antar manusia.

Menurut pria yang akrab disapa Prof Beri ini, HFMD memang sangat menular.

Namun, HFMD tidak memiliki hubungan dengan PMK.

Zubairi Djoerban melanjutkan, kemungkinan dan risiko PMK pada ternak menular ke manusia sangat rendah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved