Haji 2022
Kisah Jamaah Haji Asal Ternate Selama di Tanah Suci, Kejar-kejaran Saat Hendak Lakukan Proses Ibadah
Kisah Jamaah Haji asal Kota Ternate selama di Tanah Suci, dari berbeda cuaca hingga kejar-kejaran saat hendak melakukan ibadah.
Penulis: Laode Havidl | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM - Jamaah Haji asal Kota Ternate, Hj. Mahmud Zulkiram M. Hairudin mengungkapkan bahwa, keberangkatan Ibahdah Haji tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dikarenakan, ada pembatasan usia dan juga pembatasan mahram.
"Kita juga diwajibkan menggunakan masker, karena masih masa pandemi Covid 19, jika keberangkatan kali ini dalam keadaan baik maka tahun berikutnya, keberangkatan Haji sudah dapat berjualan normal, "bebernya.
Pengalaman saat berhaji, karena ini merupakan yang pertama kali untuk seluruh Jamaah, maka ini sangat berharga bagi kita semua.
"Karena selama ini mungkin hanya dilihat lewat media, saat ini bisa didatangi secara langsung, "ungkapnya.
Baca juga: 388 Jemaah Haji dari Maluku Utara Tiba di Ternate
Ia mengungkapkan, bahwa Ibadah Haji ini membuat para Haji lebih bersemangat dalam beribadah.
"Kita juga bisa mengetahui napak tilas perjalanan para Rasulullah SAW, dan kita juga dapat beribadah disana, "tuturnya.

Sementara kondisi cuaca, di Tanah Suci dengan tanah air sangat berbeda, panasnya bisa mencapai 46° namun tetap bisa dilewati.
"Kita hanya diminta untuk banyak minum air, dan juga membawa air untuk disemprot ke wajah agar tidak terjadi dehidrasi."
"Setiap perjalanan harus membawa payung, agar kesehatan tetap tenang selama ibadah disana, "katanya.
Setelah tiba di rumah, untuk orang Maluku Utara maupun Indonesia, pada umumnya akan dilakukan ritual dalam keluarga, seperti membacakan doa selamat.
"Istilahnya keluarga yang lain bakal datang, mengambil berkah dari yang pulang dari Ibadah Haji, kita yang baru tiba dibacakan doa sebagai rasa syukur atas kepulangan kita, akunya".
Sementara Kolifah, salah seorang Jamaah Haji asal Kota Ternate, mengaku dirinya bersama suami sang suami Sutono, yang sementara menggunakan kursi roda.
Kolifah, mengaku ini merupakan pengalaman pertama yang luar bisa.
"Kita harus berlari larian, kejar-kejaran untuk melangsungkan ibadah di Tanah Suci, dan itu muat asih, "ujarnya.
Ia mengaku setelah pulang ke rumah, tidak ada acara ritual yang dilakukan.
"Kita hanya kumpul dengan keluarga dan orang tua saja, dan baca doa selamat kecil-kecilan saja, "beberanya.