Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

HUT RI ke 77

5 Fakta tentang Bendera Merah Putih: Bendera Pusaka Terakhir Dikibarkan pada 1968

Bendera Merah Putih, bendera nasional RI, akan dikibarkan dalam upacara di tingkat pusat maupun instansi dan sekolah di seluruh wilayah negeri.

YouTube Sekretariat Presiden
FOTO delapan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas pada upacara peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia di Istana pada 17 Agustus 2020 dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Bendera berbahan katun halus (setara dengan jenis primissima untuk batik tulis halus), berwarna merah putih, dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm.

Kemudian, pada 13 November 2014, bendera diukur ulang.

Ukuran panjangnya adalah 276 cm dan lebarnya 199 cm.

Bendera tersebut lalu dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi), Jakarta, oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.

Mesin jahit yang konon dengan alat inilah Ibu Fatmawati menjahit bendera kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Mesin jahit yang konon dengan alat inilah Ibu Fatmawati menjahit bendera kemerdekaan 17 Agustus 1945. (kompas.com/firmansyah)

3. Arti Warna Merah Putih

Panitia bendera kebangsaan Merah Putih menggunakan warna merah dan warna putih sebagai simbol.

Merah berarti berani dan putih berarti suci.

Ukuran bendera ditetapkan sama dengan ukuran bendera Nippon yakni perbandingan antara panjang dan lebar tiga banding dua.

Di samping bermakna berani dan suci, kombinasi warna merah dan putih telah digunakan dalam sejarah kebudayaan dan tradisi di Indonesia pada masa lalu.

Kombinasi merah dan putih digunakan pada desain sembilan garis merah putih bendera Majapahit.

4. Sempat Dipisahkan Jadi 2 Bagian

Pada 4 Januari 1946, Presiden, Wakil Presiden, dan para Menteri pindah ke Yogyakarta karena keamanan para pemimpin Republik Indonesia tidak terjamin di Jakarta.

Bersamaan dengan perpindahan tersebut, Bendera Pusaka turut dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung.

Ketika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948, bendera pusaka sempat diselamatkan oleh Presiden Soekarno dan dipercayakan kepada ajudan Presiden yang bernama Husein Mutahar untuk menyelamatkan bendera itu.

Husein Mutahar lalu mengungsi dengan membawa bendera tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved