Guru SMP di Morotai Lakukan Pelecehan Seksual ke Murid, Kadis Pendidikan: Sudah Saya Nonaktifkan
Salah seorang guru di Pulau Morotai sudah dinonaktifkan lantaran diduga melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu siswinya.
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
Selanjutnya pihaknya akan menarik oknum guru tersebut ke dinas, sambil menunggu proses hukum yang lagi berjalan.
"Kita tarik kesini sambil menunggu proses hukum, dan itu adalah langkah yang saya ambil, "jelasnya.
Dinas Pendidikan Pulau Morotai tetap mengikuti prosedur yang berlaku, misalnya terkait proses hukum terhadap yang bersangkutan, termasuk terkait dengan statusnya sebagai ASN.
"Penjatuhan hukuman baru kita proses kepegawaiannya, kita tidak punya dasar hukum memproses, jika tidak ada putusan hukum tetap dari pengadilan. "terangnya.
Dirinya kembali memberikan penegasan bahwa, terkait dengan kasus seperti pelecehan seksual, tidak akan dilindungi apalagi membackup guru yang bermasalah.
"Saya tidak pernah back-up masalah kasus asusila apalagi guru, mereka seharusnya memiliki kompetensi, dan melindungi bukan dicabuli. "tegasnya sembari meminta kepada orang tua atau korban untuk melaporkan kasus pencabulan kepada aparat kepolisian untuk diproses hukum.
Sementara Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP), Rusdi Yaman dikonfirmasi hal tersebut mengatakan semua diserahkan agar masalah tersebut diproses sesuai hukum yang berlaku.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa di Ternate Kembali Lakukan Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM
"Jadi saya jujur saja, saya selaku kepala sekolah saya tidak membatasi, silahkan proses secara hukum, saya disini sudah mengikuti sesuai mekanisme, "katanya.
"Saya disini kan ada punya atas di dinas pendidikan, selanjutnya dari dinas pendidikan proses seperti apa, bagi oknum guru tersebut, "sambungnya.
Dia pun berharap agar peristiwa tersebut, tidak terulang kembali di lingkup pendidikan Kabupaten Pulau Morotai.
"Saya berharap kasus-kasus seperti ini jangan lagi terjadi, dilingkup pendidikan karena memang ini sangat memalukan, dan mencederai pendidikan. "harapnya. (*)