Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Tak Ada Adegan Polisi Tembak Gas Air Mata ke Tribun Kanjuruhan saat Rekonstruksi
Rekonstruksi oleh tim penyidik gabungan Bareskrim Polri dan Polda Jawa Timur digelar pada Rabu (19/10/2022).
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, kini memasuki tahap rekonstruksi.
Rekonstruksi oleh tim penyidik gabungan Bareskrim Polri dan Polda Jawa Timur digelar pada Rabu (19/10/2022).
Tidak ada adegan polisi menembak gas air mata ke arah tribun penonton pada rekonstruksi yang digelar di Lapangan Mapolda Jawa Timur, Surabaya, tersebut.
Baca juga: Ironi PSSI: Iwan Bule Main Bola dengan Presiden FIFA Kala 133 Jiwa Melayang di Tragedi Kanjuruhan
Berdasarkan penelusuran di YouTube Kompas TV, peragaan penembakan gas air mata dilakukan pada adegan 19 hingga 25.
Sementara total adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi yaitu 30 adegan.
Baca juga: Kisah Pilu Cahayu, Remaja Korban Kanjuruhan: Koma 3 Hari, Kini Hanya Ingat Memori Zaman SD
Namun rangkaian adegan tersebut hanya memperlihatkan penembakan gas air mata oleh polisi ke arah sentel ban atau lintasan lari yang berada di selatan stadion.
"Masuk adegan 19 sampai dengan 25 menggambarkan adegan penembakan tujuh anggota dari tersangka Hasdarmawan," kata orang yang mengatur rekonstruksi melalui pengeras suara.
Pada adegan 19, sekitar pukul 22.09 WIB, Hasdarmawan memerintahkan anggotanya, Baratu Teguh Febriyanto untuk menembak sebanyak satu kali dengan senjata laras kaliber 38 milimeter ke arah depan gawang sisi selatan.
Baca juga: Kisah Pilu Bocah 11 Tahun Kehilangan Ayah dan Ibu Sekaligus, Jadi Korban di Kerusuhan Kanjuruhan
Sementara amunisi yang ditembakan oleh Teguh berwarna biru.
Kemudian pada adegan 20, tembakan dilakukan lagi sebanyak satu kali oleh Bharaka Muhammad Khairul Ikram dengan menggunakan senjata flash ball berkaliber 44 milimeter ke arah sentel ban yang berada di sisi selatan belakang gawang.
Adapun amunisi yang dipakai adalah peluru berwarna silver.
Adegan 21 memperlihatkan Hasdarmawan memerintahkan Baratu Sanggar Prawito menembak sebanyak satu kali dengan menggunakan senjata flash ball sebanyak satu kali ke arah sentel ban di sisi selatan belakang gawang.
Baca juga: Ajukan Permohonan Autopsi, Pihak Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Diduga Alami Intimidasi
"Amunisi yang digunakan berwarna silver," kata pengatur rekonstruksi.
Lalu pada adegan 22, sekitar pukul 22.09 WIB, Baratu Cahyo Ari Abadi menggunakan senjata kaliber 33-38 milimeter menembakkan amunisi berjenis smoke berwarna silver ke sentel ban di sisi selatan samping gawang sebanyak satu kali
Adegan 23 memperagakan saat Bharaka Arif Krisno Adi Nugroho menembak dengan senjata kaliber 44 mm sebanyak satu kali ke arah sentel ban selatan sisi belakang gawang.