Tragedi Kanjuruhan
Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi Jadi 134 Orang, Remaja 17 Tahun Meninggal Dunia
Hampir 3 pekan berlalu, daftar korban tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bertambah panjang.
TRIBUNTERNATE.COM - Hampir 3 pekan berlalu, daftar korban tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bertambah panjang.
Korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut bertambah 1 orang, sehingga jumlah korban tewas kini mencapai 134 jiwa.
Diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur setelah digelarnya laga Derby Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya dalam pekan 11 Liga 1 musim 2022-2023, Sabtu (1/10/2022).
Dalam laga tersebut, tim tuan rumah, Arema FC, menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis pun telah membenarkan bertambahnya korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.
"Iya benar (korban) meninggal tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 134 orang," kata Putu saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).
Putu mengungkapkan satu korban tragedi Kanjuruhan yang baru meninggal dunia adalah Reyvano Dwi Afriansyah (17).
"(Korban meninggal dunia merupakan warga) Sumber Pucung, Kabupaten Malang," ungkapnya.
Lebih lanjut, Putu menjelaskan Reyvano meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit Kota Malang.
Baca juga: Kisah Pilu Andi, Korban Kanjuruhan yang Meninggal setelah 16 Hari di RS, Tinggalkan 2 Anak Masih SD
Baca juga: Ironi PSSI: Iwan Bule Main Bola dengan Presiden FIFA Kala 133 Jiwa Melayang di Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan: PSSI Wajib Bertanggung Jawab, Iwan Bule Bisa Kena Pidana
Kronologi Tragedi Kanjuruhan versi Polisi
Untuk informasi, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi sebelum hingga terjadinya kericuhan yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Awalnya, kata Listyo, panitia pelaksana mengajukan izin terkait pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 pukul 20.00 sejak 12 September 2022 ke Polres Malang.
Setelah itu, kemudian Polres Malang menanggapi surat dari panitia pelaksana dan mengirmkan surat resmi untuk mengubah jadwal pelaksanaan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan faktor keamanan.
"Namun demikian permintaan ditolak PT LIB dengan alasan apabila waktunya bergeser tentunya ada pertimbangan terkait masalah penayangan langsung, ekonomi dan sebagainya yang mengakibatkan dampak yang bisa memunculkan pinalti dan ganti rugi," kata Listyo dalam konferensi pers di Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).
Kemudian, Listyo melanjutkan, Polres melakukan persiapan untuk melakukan pengamanan dengan melaksanakan berbagai macam rapat koordinasi dan menambah jumlah personel untuk pengamanan.
"Dari yang semula 1.073 personel menjadi 2.034 personel. Kemudian disepakati dalam rapat koordinasi khusus untuk suporter yanh hadir hanya dari suporter Aremania," tuturnya.
Baca juga: Ajukan Permohonan Autopsi, Pihak Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Diduga Alami Intimidasi
Baca juga: Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Batal: Komnas HAM Tetap Selidiki, LPSK Dalami Dugaan Intimidasi
Hingga saat pertandingan dimulai hingga selesai berjalan lancar. Namun, saat itu Arema FC menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 hingga sejumlah suporter memasuki lapangan.
Saat itu, polisi yang bertugas melakukan pengamanan terhadap official dan pemain Persebaya dengan menaikan ke kendaraan taktis Barakuda sebanyak 4 unit hingga kiper Arema FC.
Namun, suporter makin banyak yang turun ke lapangan hingga dilakukan penembakan gas air mata agar tidak bertambah.
Listyo mengungkapkan tembakan gas air mata dilepaskan oleh 11 personel. Rinciannya, tujuh tembakan ke tribun selatan, satu tembakan ke tribun Utara, dan tiga tembakan ke lapangan.
"Ini mengakibatkan para penonton terutama di tribun kemudian panik merasa pedih dan kemudian berusaha segera meninggalkan arena," katanya.
Hasil penyelidikan dan penyidikan terungkap bahwa lima pintu tribun tidak terbuka sebagaimana mestinya saat polisi menembakkan gas air mata. Masing-masing pintu keluar tribun 3, 11, 12, 13, dan 14.
Namun, saat itu terjadi kendala karena pintu stadion itu tidak terbuka secara lebar sehingga terjadi hambatan saat penonton hendak keluar selama hampir 20 menit.
"Seharusnya 5 menit sebelum pertandingan berakhir maka seluruh pintu tsb seharusnya dibuka namun saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya hanya berukuran kurlen satu setengah meter dan para penjaga pintu atau stewatch tidak berada di tempat," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu, Total Kini Menjadi 134 Orang