Halmahera Selatan
Diduga Cemari Lingkungan, Aktivis Halmahera Selatan Aksi di Kantor Perwakilan PT Harita Group
Karena diduga cemari lingkungan, puluahn aktivis di Halmahera Selatan berunjuk rasa, di depan kantor perwakilan PT Harita Group.
Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Sejumlah pemuda di Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara menggelar aksi unjuk rasa.
Di depan Kantor Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Halmahera Selatan, serta pantor perwakilan PT Harita Group, Kamis (3/11/2022).
Pantauan TribunTernate.com, massa yang mengatasnamakan Pergerakan Aktivis Demokrasi (Parade) Halmahera Selatan itu.
Menggunakan satu buah alat pengeras suara, atau megafon dan berorasi, di depan Kantor Disnaker Halmahera Selatan
Baca juga: Tindaklanjut Arahan Kapolri, Polres Halmahera Selatan Juga Tindak Anggotanya Bergaya Hidup Hedon
Mereka menyuarakan terkait masalah rekrutmen tenaga kerja lokal di perusahaan pertambangan yang beroperasi di Pulau Obi.
Sedangkan di Kantor Perwakilan PT Harita Group, massa menyuarakan terkait pencemaran lingkungan yang didiuga dampak dari eksploitasi lingkungan oleh PT Harita Group.
Koordinator lapangan, Sahmar S. M Zen mengatakan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan sejumlah akademisi Unkhair Ternate pada tahun 2019 lalu.
Mulai dari perairan desa Desa Akegula samapai Desa Soligi bagian selatan, memperlihatkan perairan laut Pulau Obi.
Terutama di Desa Kawasi menuju Desa Soligi, telah terdampak limbah nikel perusahaan.
"Daerah ini dipilih berdasarkan pergerakan atau pola arus yang sering terjadi, apabila limbah terbuang dari Desa Kawasi."
"Di mana, terdapat kawasan industri PT Harita Group, "ujat Sahmar.
Sahmar menjelaskan, dari riset itu menemukan setidaknya 12 jenis biota laut yang diduga ambang batas normal.
Sebab di laut Desa Kawasi, terdapat banyak sekali partikel lumpur dan di dalam lumpur tersebut terdapat mineral logam.
"Itu hasik penelitian, kita khawatir jangan sampai pendistribusian, ikan dari Obi sudah tercemar limbah."
"Karena ikan-ikan yang tercemar dalam hasil penelitian itu, adalah ikan-ikan primadona dengab harga tinggi di pasaran, "jelasnya.