Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pede Hadapi Ancaman Resesi, Luhut Manfaatkan G20 untuk Rayu Investor: This is the New Indonesia

Luhut memanfaatkan momen pertemuan B20 dalam rangkaian acara G20 untuk menarik para investor agar mau berinvestasi di Indonesia.

Editor: Ifa Nabila
Instagram/@luhut.pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendampingi Presiden China Xi Jinping jelang KTT G20 di Bali, Senin (14/11/2022). 

TRIBUNTERNATE.COM - Sejumlah ahli memprediksi perekonomian dunia akan mengalami penurunan atau resesi pada tahun 2023 nanti.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyatakan bahwa dunia pada tahun 2023 akan gelap.

Namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan justru meyakini pada tahun 2030 perekonomian Indonesia akan naik drastis yang mana pendapatan per kapita Indonesia bisa lebih dari 10 ribu USD.

Baca juga: Bossman Mardigu Sebut Singkong hingga Tebu Bisa Jadi Kunci Indonesia Berjaya Hadapi Resesi Global

Baca juga: Ditanya Media Asing soal Ancaman Resesi Global, Jokowi Tegaskan Indonesia Stabil: Eling lan Waspada

Dikutip dari unggahan instagram @luhut.pandjaitan, menteri mantan komandan Kopassus ini menceritakan bagaimana dirinya memanfaatkan momen pertemuan negara-negara anggota G20 untuk menarik para investor agar mau menanam modal di Indonesia.

Luhut menjelaskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) B20 yang digelar sebelum KTT G20, ia mengajak pebisnis dan para CEO agar mau investasi di Indonesia.

Luhut menjelaskan Indonesia saat ini bukanlah Indonesia delapan tahun yang lalu.

Menurut penjelasan Luhut, Indonesia saat ini bukanlah negara yang masih bergantung kepada komoditas bahan mentah.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Sebut KTT G20 di Bali Bisa Jadi Solusi Hadapi Ancaman Resesi Global 2023

Luhut menerangkan bagaimana Indonesia telah melakukan hilirisasi sumber daya mineral.

Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Luhut:

"Jika Anda berpikir Indonesia masih seperti 8 tahun yang lalu, lupakanlah! This is The New Indonesia, yang tidak lagi bergantung pada komoditas bahan mentah, ekonomi yang sudah dan akan terus bertransformasi menuju industri hijau yang berkontribusi pada pengurangan karbon sebanyak 29 persen sehingga bisa mewujudkan GDP per kapita lebih dari USD10.000 di tahun 2030 nanti. Itulah visi Indonesia saat ini.

Seperti di banyak kesempatan lainnya, saya mengajak para delegasi yang hadir di B20 Summit Dialogue 2022 pagi ini; mulai dari pegiat bisnis dan ekonomi, para CEO, hingga investor baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Karena kita bukan lagi seperti Indonesia 50 tahun lalu yang hanya menggali sumber daya alamnya kemudian diekspor dalam bentuk mentah.

Kita sudah mengubah paradigma berpikir dan cara bekerja melalui program hilirisasi sumber daya mineral. Ini semua dilakukan agar kekayaan alam kita punya nilai tambah bagi perekonomian negara dan yang paling penting kekayaan alam kita bisa dinikmati serta punya pengaruh yang signifikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kami juga akan selalu terbuka dan siap untuk berdiskusi, bernegosiasi, serta berkontribusi untuk pelestarian bumi yang adil dan berkelanjutan."

Baca juga: Sandiaga Uno Beri Tips untuk Anak Muda yang Ingin Mulai Usaha di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

Sebagai informasi, dikutip dari Kompas, definisi resesi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Kondisi ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Secara garis besar, resesi menimbulkan tiga dampak negatif.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved